Jawa Pos

IAAF Stop Eksodus Atlet Afrika

-

MONAKO – Maraknya eksodus atlet Afrika yang berpindah kewarganeg­araan untuk membela negara-negara Eropa maupun Timur Tengah mendapat perhatian lebih dari Federasi Atletik Internasio­nal (IAAF). Presiden IAAF Sebastian Coe sedang mencari cara untuk mengakhiri aksi tersebut.

Hal itu adalah tindak lanjut dari pembahasan rapat dewan ke-208 IAAF di Monako 6 Februari lalu. ”Aturan izin transfer atlet yang ada saat ini sudah tidak relevan. Dan ini bisa melukai semangat membela tim nasional yang diusung dalam setiap kejuaraan internasio­nal,” ucap Coe seperti dilansir CNBC.

Berdasar catatan IAAF, saat ini sedikitnya sudah 300 atlet menjalani proses transfer kewarganeg­araan. Juga, mayoritas dari mereka adalah atlet Afrika.

Isu itu berembus kencang pasca-Olimpiade Rio 2016. Pelari asal Kenya yang berusia 20 tahun, Ruth Jebet, sukses membawa pulang medali emas dari nomor lari halang rintang 3.000 meter putri.

Masalahnya, Jebet datang ke Brasil tidak dengan membawa bendera Kenya. Dia membela Bahrain. Jebet pun menjadi atlet Bahrain pertama yang berhasil meraih emas Olimpiade. ”Situasi yang terjadi saat ini adalah salah,” ucap Dewan IAAF Perwakilan Afrika Hamad Kalkaba Malboum, mengomenta­ri kasus Jebet, seperti dilansir CNBC. ” Yang terjadi saat ini, atlet-atlet Afrika menjadi sebuah pasar besar yang mendapat berbagai tawaran dengan harga tinggi,” tutur dia.

Yang menyedihka­n, tambah Malboum, sebagian atlet sudah menerima tawaran untuk membela negara lain di usia yang sangat muda. Juga, mereka menerima tawaran itu tanpa sadar harus merelakan status kewarganeg­araan masing-masing. (irr/c11/tom)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia