Tagih Lembar Merah 1.200 CJH Surabaya
SURABAYA – Lima bulan lagi calon jamaah haji (CJH) yang mendapatkan jatah berangkat tahun ini menunaikan terbang ke Arab Saudi untuk beribadah. Karena itu, mereka diimbau segera menyelesaikan syarat-syarat keberangkatan. Apalagi bagi CJH asal Surabaya yang mendapat porsi terbanyak se-Jawa Timur, yakni 3.134 jamaah.
Tahun ini Jatim mendapat tambahan porsi keberangkatan yang cukup signifikan. Dari 64 kloter, tahun ini bertambah menjadi 82 kloter. Penambahan tersebut berpeluang mengurangi antrean yang semakin panjang setiap tahun
Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Kota Surabaya Farmadi Hasyim menyatakan, waktu keberangkatan semakin dekat. Karena itu, para jamaah Surabaya diimbau segera menyelesaikan berkas-berkas yang disyaratkan. Kini konsentrasinya adalah pengumpulan lembar merah dan pengurusan paspor. ’’Bayangkan, CJH Surabaya 3 ribu lebih. Makanya, antisipasi persiapannya lebih awal,’’ katanya kemarin (25/2).
Lembar merah adalah bukti setoran awal CJH. Mereka diminta segera menyerahkannya ke Kantor Kemenag Kota Surabaya atau bisa lewat kantor urusan agama (KUA) di setiap kecamatan. Batas waktu pengumpulannya hingga 28 Februari. Setelah itu, lembar merah dilanjutkan ke Kanwil Kemenag Jatim dan diproses ke pusat untuk database pembuatan visa.
Farmadi mengungkapkan, Rabu (22/2) Kemenag mengumpulkan para kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Surabaya untuk rapat koordinasi. Khususnya membahas pengumpulan lembar merah CJH di lingkungan masingmasing. ’’Saat ini masih ada 1.200-an jamaah yang belum mengumpulkan lembar merah,’’ ungkapnya.
Bukan hanya itu, para jamaah yang akan berangkat tahun ini juga diminta segera mengurus paspor. Agar memudahkan, mereka bisa melakukannya secara individu maupun kolektif. Kemenag akan memberikan surat pengantar bagi mereka yang akan mengurus dokumen perjalanan tersebut. ’’Sambil menunggu info lebih lanjut terkait manasik di tingkat kota maupun kecamatan,’’ tuturnya.
Menurut daftar Rencana Perjalanan Haji (RPH) 2017, kloter pertama dari Jatim masuk ke asrama haji sejak 27 Juli. Kemudian, mereka berangkat ke Madinah dari Bandara Juanda sehari setelahnya. Selanjutnya, mereka berada di Madinah hingga 6 Agustus. Setelah itu, mereka baru menuju Makkah. Begitu seterusnya hingga kloter terakhir diberangkatkan dan pulang pada 6 Oktober 2017.
Masa operasional pemberangkatan dan pemulangan mencapai 30 hari. Sementara itu, masa tinggal jamaah haji di Arab Saudi maksimal 41 hari. Karena itu, para jamaah diminta menyiapkan diri sebaik-baiknya sejak sekarang.
Di sisi lain, Kanwil Kemenag Jatim mulai bersiap-siap. Salah satunya melakukan proses rekonsiliasi data. Sebab, sudah ada data sekitar 27 ribu CJH di pusat untuk pemberangkatan 2017. Data tersebut perlu kembali diperbarui.
Kemenag Jatim pun telah menyurati 38 kabupaten/kota untuk memastikan calon jamaah haji yang siap berangkat. Selanjutnya, mereka diimbau untuk mengurus lembar merah. ’’Juga, segera melakukan foto untuk pengurusan paspor,’’ kata Kabid PHU Kanwil Kemenag Jatim Achmad Faridul Ilmi.
Pemberkasan tersebut, lanjut Farid, dikoordinasi dengan Kementerian Hukum dan HAM. Terutama pengurusan paspor yang tahapannya sering dirasa panjang. Dengan begitu, selanjutnya bisa dijadwalkan khusus bagi pengurusan paspor calon jamaah haji.
Jamaah haji yang membatalkan keberangkatan diimbau segera melakukan pemberitahuan. Dengan begitu, kuota tersebut bisa segera dialihkan kepada calon jamaah haji dengan estimasi nomor porsi yang mendekati. Jika tidak dipenuhi, sisa kuota itu bisa dialihkan ke provinsi lain. Yakni, yang masih dalam satu embarkasi seperti Bali atau Nusa Tenggara Timur.
Farid juga mengimbau calon jamaah haji untuk tidak lupa mempersiapkan kesehatan fisik sejak sekarang. ’’Karena Juli sudah pemberangkatan gelombang per ta ma,’’ jelasnya. Meski demikian, hingga kini belum ada penetapan terkait dengan regulasi. (ant/kik/c15/git)