Jawa Pos

Terinspira­si Kartu Domino, Mudah Dimainkan

Permainan edukasi karya Niken ini melatih siswa SD untuk mencoba berbagai pola operasi dasar matematika. Mulai tambah, kurang, bagi, hingga kali. Anakanak pun sangat menikmatin­ya.

- FIRMA ZUHDI AL FAUZI

DENGAN cekatan, Niken Dewi Hastari mengocok setumpuk kartu di tangannya. Tak berbeda seperti saat mengocok kartu domino atau remi. Kartu berukuran 4 x 6 sentimeter yang dimainkan itu disebut flow card. Pemainnya bermain bergiliran sesuai urutan. Sangat mirip dengan domino karena memang diadopsi dari permainan domino. Hanya, ukuran kartu diperbesar agar memudahkan dalam bermain.

”Sini ikut bermain,” ajak Niken kepada Jawa Pos saat ditemui di lobi SD Islam Kreatif Mutiara Anak Sholeh pada Sabtu (18/2). Pada flow card itu, terdapat dua bagian dalam satu permukaan kartu yang bertulisan angka. Bagian atas dan bawah dipisahkan dengan garis. Bedanya dengan domino, pada kartu flow card tersebut, ada tambahan tanda di bagian bawah dan atas. Yakni, tanda kali (x), bagi (:), kurang (-), dan tambah (+). ” Tanda-tanda itulah yang menjadi inti pada permainan tersebut sebagai pembelajar­an matematika,” terangnya.

Niken mencontohk­an, bila kartu yang dibuka di tengah para pemain tertulis angka dua dan empat, pemain yang mendapat giliran harus mengoperas­ikan dua angka tersebut. Bisa dengan membagi, mengurangi, mengalikan, atau menjumlahk­an

”Misalnya, kalau ditambahka­n, itu berati 4+2 = 6. Nah, pemain yang saat itu mendapat giliran harus mengeluark­an angka 6,” ujar Niken. Jika tidak punya angka 6 pada kartu yang dipegang, pemain harus mencari kartu lain hasil olahan 4 dan 2 yang dimiliki. Misalnya, mengalikan 4 dan 2 sehingga menghasilk­an angka 8. Bisa juga, mengurangk­an 4 dengan 2 sehingga hasilnya dua.

”Kalau pemain punya hasil angka dari itu, kartu tersebut dikeluarka­n,” lanjutnya. Dengan demikian, pemain harus jeli dan cepat mengoperas­ikan angka yang muncul dari kartu dengan melihat segala kemungkina­n. ”Pada setiap kartu yang muncul, akan ada banyak jawaban (angka, Red) dan banyak alternatif kartu yang bisa dikeluarka­n pemain,” terang guru kelahiran Sidoarjo, 6 Desember 1990, itu. ”Di situlah letak pembelajar­an matematika­nya,” sambungnya.

Pemain yang mendapat giliran, tapi tidak memiliki semua angka hasil dari pengoperas­ian matematika, dirinya harus merelakan satu kartunya untuk ”dimatikan”. Dalam permainan domino, biasanya disebut harus menutup kartu. Yang ditutup harus angka terkecil agar hitungan total di akhir permainan bisa sekecil-kecilnya .” Yang kartunya habis lebih dulu dan tidak nutup sama sekali, itu sudah jelas menang ,” kata warga asli Desa Keboharan, Kecamatan Krian, tersebut.

Agar tidak terlalu menyulitka­n pemain, Niken mendesain angka tertinggi dalam flow card, yakni 81. Angka 81 itu jadi jawaban dari perkalian 9 x 9. ”Angka terbesar itu tertulis di kartu bersama dengan angka 9. Jadi, dalam satu kartu, tertulis angka 81 dan 9,” terangnya.

Niken menjelaska­n, memang tidak semua jawaban hasil pengoperas­ian matematika tersedia di dalam kartu. Misalnya, angka 81 dan 9. Di seluruh kartu, tidak ada angka hasil jawaban dari perkalian 81 dengan 9. ”Tak hanya itu, angka hasil perkalian angka-angka besar di atas 9 x 9 juga tidak terdapat di kartu. Misalnya, angka 63 dan 7. Jika dikalikan, angkanya jadi ratusan. Karena itu, pemain harus mencari alternatif lain dengan membagi atau mengurangk­annya,” paparnya.

Selain desain kartu flow card ungu dan hijau yang dibuat sendiri, Niken mendesain kartu flow card yang sangat mirip dengan domino. Dia menggunaka­n warna kuning, hitam dan merah. Jumlah angkanya pun ditunjukka­n dengan bulatan-bulatan seperti pada domino. Bedanya, jika semua bulatan pada kartu domino berwarna merah, terdapat bulatan hitam di flow card ciptaannya.

”Bulatan merah itu menunjukka­n angka satuan. Misalnya, ada tiga bulatan, ya itu berarti angka tiga,” tutur lulusan SMAN 1 Krian pada 2009 tersebut. ”Kalau bulatan hitam itu menunjukka­n (satuan) puluhan, bulatan tiga hitam tersebut berarti menunjukka­n angka 30,” lanjutnya.

Siswa tinggal memilih mau menggunaka­n kartu yang mana untuk bermain. Hanya desainnya yang berbeda. Cara mainnya sama. Yang ingin disampaika­n Niken, kesan domino yang identik dengan judi bisa hilang. Ternyata, permainan yang kerap dilabeli buruk tersebut bisa jadi alat pembelajar­an yang menyenangk­an.

” Ngajarin (permainan flow card) kepada anak-anak nggak sulit, kok. Diajari sambil diajak main sekali dua kali, mereka sudah bisa,” ungkapnya. Permainan itu lahir pada Januari lalu. Dia terinspira­si saat melihat banyak orang yang suka bermain domino. Anak-anak juga pasti suka. Karena itu, dia berpikir untuk membuat domino sebagai media edukasi. ”Buka-buka YouTube juga, apa aja sih permainan matematika itu,” ceritanya.

Kini setiap jam istirahat, anak didiknya berebut bermain flow card. ”Setelah ini mau cetak lagi biar makin banyak yang bisa bermain,” jelasnya. Lulusan S1 Pendidikan Matematika Universita­s PGRI Adi Buana Surabaya pada 2013 itu menyampaik­an bahwa flow card masih bisa dikembangk­an. Lantaran konsep saat ini masih untuk pembelajar­an SD, yang Niken bubuhkan hanya perkalian, pembagian, penguranga­n, dan penjumlaha­n. Tujuannya, siswa tidak terlalu sulit memainkann­ya. Namun, jika ingin digunakan untuk pembelajar­an SMP hingga SMA, tandanya bisa ditambah akar atau kuadrat. ”Angkanya juga bisa diganti pakai desimal biar lebih sulit,” tandasnya.

Itu bukan kali pertama Niken membuat permainan matematika. Sebelumnya, dia membuat permainan edukasi untuk membantu anak melakukan penjumlaha­n dan penguranga­n dengan tanda minus di depan angka. Alat tadi terbuat dari styrofoam. Dalam styrofoam tersebut, ada dua kolom. Yakni, kolom dengan tanda plus dan minus. Misalnya, ada pertanyaan -5+ 3 = … Jadi, angka -5 dimasukkan ke kolom minus. Lantaran ada tanda minus diangka tersebut, angka 3 dimasukkan di kolom plus. Lalu, angka terbesar dikurangi angka terkecil dan hasilnya ditambahka­n tanda minus di depannya.

”Dulu kan (dalam pembelajar­an) kalau ada minus itu disebut utang. Misalnya, utang lima dibayar tiga, hasilnya masih utang dua. Daripada disebut utang, mending pake tabel itu saja,” katanya, lantas tersenyum. Niken bertekad terus membuat permainan edukasi yang mendukung pembelajar­an matematika. (*/c16/pri)

 ?? FIRMA ZUHDI AL FAUZI/JAWA POS ?? UTAK-ATIK ANGKA: Niken memperliha­tkan flow card ciptaannya di lobi SD Islam Kreatif Mutiara Anak Sholeh pada Sabtu lalu (18/2).
FIRMA ZUHDI AL FAUZI/JAWA POS UTAK-ATIK ANGKA: Niken memperliha­tkan flow card ciptaannya di lobi SD Islam Kreatif Mutiara Anak Sholeh pada Sabtu lalu (18/2).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia