Jawa Pos

Blangko Tinggal 12 Keping

Pencetakan E-KTP Terpaksa Berhenti

-

SIDOARJO – Pencetakan KTP elektronik (e-KTP) di Sidoarjo terhenti. Penyebabny­a adalah stok blangko e-KTP yang menipis. Bahkan, hampir habis. Saat ini blangko yang tersisa di Dinas Kependuduk­an dan Catatan Sipil (Dispendukc­apil) Sidoarjo hanya 12 keping.

’’Saat ini kami stop dulu karena blangkonya kurang,’’ tutur Kepala Dispendukc­apil Sidoarjo Medi Yulianto kemarin (25/2). Dia mengakui saat ini pelayanan pencetakan e-KTP tersendat. Ketersedia­an blangko menjadi persoalan utama.

Menurut Medi, sebelumnya setiap hari seluruh kecamatan merekam data kependuduk­an warga

Satu kecamatan memiliki dua printer. Masing-masing printer sebenarnya mampu mencetak 200 keping e-KTP per hari. Dengan begitu, dalam sehari, 18 kecamatan bisa mencetak 7.200 e-KTP.

’’Tapi, karena tidak ada blangko, kami tidak bisa mencetak. Makanya, kami stop dulu,’’ tegas Medi.

Pria asli Surabaya itu menambahka­n, minimnya blangko tersebut juga dialami seluruh dispendukc­apil di Indonesia. Penyebabny­a, hingga kini tender blangko e-KTP oleh Kementeria­n Dalam Negeri (Kemendagri) belum berjalan. ’’Kami mendengar tendernya gagal. Namun, sekarang proses tender ulang sudah diajukan,’’ jelasnya.

Penggunaan 12 blangko yang tersisa itu sangat selektif. Digu- nakan bagi pemohon yang benarbenar membutuhka­n. Bahkan, tergolong darurat. Medi mengatakan, Dispendukc­apil Sidoarjo akan mendengar langsung alasan yang diutarakan warga.

Medi menyatakan sudah memetakan kebutuhan warga yang mendesak. Misalnya, ada orang yang mendapatka­n beasiswa belajar atau kuliah ke luar negeri. Selain itu, blangko itu diberikan kepada warga yang mengurus kartu Badan Penyelengg­ara Jaminan Sosial (BPJS). ’’Sementara kami prioritask­an dua itu,’’ paparnya.

Warga yang tidak termasuk dalam dua katageri itu tidak perlu panik. Warga tetap bisa mendapatka­n surat keterangan (suket) pengganti e-KTP. Menurut dia, suket pengganti e-KTP merupakan solusi yang diberikan Kemendagri. ’’Surat keterangan itu sama dengan e-KTP,’’ jelasnya. Cara mendapatka­n suket e-KTP cukup mudah. Warga yang membutuhka­nnya tinggal datang ke dispendukc­apil. Petugas segera membuatkan suket pengganti e-KTP.

Medi menambahka­n, dengan surat tersebut, warga tetap bisa mengurus beberapa keperluan. Misalnya, membuka rekening tabungan di bank. Dia memastikan, warga yang membuka rekening dengan membawa suket e-KTP tetap dilayani pihak bank. ’’Pihak bank sudah tahu tentang suket pengganti e-KTP itu,’’ ujarnya.

Lantas, kapan kekurangan blang ko datang? Medi mengatakan, Kemendagri menjanjika­n blangko e-KTP dikirim dua bulan lagi. Persisnya, sekitar April. Medi berharap rencana pemerintah pusat tersebut berjalan lancar. Sebab, jika terus ditunda, antrean warga yang berharap bisa memiliki e-KTP semakin banyak.

Setelah blangko datang, dispendukc­apil menargetka­n mencetak e-KTP setiap hari. Petugas akan masuk setiap hari. ’’Kami harus mengejar target (untuk menutup ’utang’, Red) ketika blangko kosong,’’ janjinya.

Selain pencetakan, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaik­an Dispendukc­apil Sidoarjo. Salah satunya, perekaman e-KTP. Berdasar data yang dihimpun, hingga kini masih ada sekitar 30 ribu warga yang belum melakukan perekaman. Sebagai solusinya, dispendukc­apil memberikan pelayanan jemput bola. Setiap hari petugas dispendukc­apil berkelilin­g ke desa-desa untuk membantu petugas desa melayani warga yang menjalani perekaman e-KTP. (aph/c7/pri)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia