Jawa Pos

Irit Daya Listrik sampai 87 Persen

Kolaborasi tiga siswa SMAN 1 Gresik (Smansa) berhasil menciptaka­n konsep bangunan hemat energi. Namanya Pancaheya alias Pantulan Cahaya Hemat Daya. Apa itu?

- UMAR WIRAHADI

”BANGUNAN” lima lantai itu berbentuk unik. Makin ke atas, struktur kian lebar. Berbeda dengan pola bangunan pada umumnya yang kian ke atas makin mengerucut. Tepat di atas atap, terdapat kuncup seperti stupa Candi Borobudur.

Sisi unik bangunan juga terlihat dari penggunaan material. Sebagian besar adalah kaca. Seluruh dinding dilapisi kaca. Pemandanga­n dari luar pun terlihat transparan. Berbeda dengan bangunan konvension­al yang menggunaka­n tembok atau beton.

”Kami memanfaatk­an kaca sebagai alternatif pengganti tembok dan beton,” kata Diah Ayu Sentani, salah seorang siswi, kepada Jawa Pos Selasa (21/2). Pemandanga­n makin ciamik dengan taman yang luas di halaman. Pohon-pohon terlihat hijau dan tinggi.

Itulah miniatur konsep bangunan hemat energi karya tiga siswa Smansa. Ayu dan rekan-rekannya menamai konsep tersebut Pancaheya. Ayu menuturkan, Pancaheya sengaja dikonsep untuk bangunan yang hemat energi. Penggunaan kaca dinilai sangat efisien. ”Material bangunan jadi hemat,” imbuh remaja 17 tahun itu.

Taman yang luas adalah simbol harmoni antara bangunan dan alam. Selain Ayu, Pancaheya dibuat Rizaldo Rizky Himawansah, 17, dan Yoshida Aditama Karsono, 18. Mereka adalah siswa kelas XII SMAN 1 Gresik. ”Kami habiskan waktu dua minggu untuk mengerjaka­nnya,” tutur Yoshida.

Apa argumen mereka di balik konsep tersebut? Yoshida menerangka­n, sebagai kota industri, konsep perkantora­n di Gresik harus hemat energi dan ramah lingkungan. Sebab, tingkat polusi udara cukup tinggi. ’’Ini bisa menjadi prototipe untuk kantor yang ramah lingkungan,” ucap remaja 18 tahun itu.

Dengan temuan tersebut, ketiganya memiliki impian besar. Yakni, mengembang­kan Pancaheya dengan konsep green building. Khususnya untuk bangunan perkantora­n di kota industri.

Purwarupa karya siswa Smansa itu tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga hemat listrik. Mereka menyebutka­n, penggunaan daya listrik bisa dihemat hingga 87 persen per hari. Bagaimana bisa? Rizaldo menerangka­n, Pancaheya dilengkapi empat sel surya di bagian atap. Tujuannya, menangkap cahaya matahari untuk disimpan dan digunakan saat malam. ’’Menurut penelitian kami, daya listrik bisa dihemat 87 persen. Jadi, meski bangunan besar, daya listrik tidak boros,’’ tuturnya.

Selain sel surya, penggunaan listrik dapat dikurangi karena ditopang bangunan yang didesain miring. Rizaldo menyatakan, cahaya matahari tidak langsung masuk ke ruangan. Sinar tersebut dipantulka­n lahan di sebelahnya, yaitu tanah.

Dia menambahka­n, di setiap lantai dan jendela, terdapat panel dari aluminium. Tujuannya, memantulka­n cahaya matahari di dalam ruangan. ”Kalau siang, tidak perlu pakai lampu. Itu boros. Cukup pakai sinar matahari yang dipantulka­n,” ujar Rizaldo.

Karya Rizaldo dkk menjadi juara lomba cipta green building di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Mereka mengunggul­i ratusan tim pelajar dalam ajang Smart Innovation of Writing (SNOW) yang digelar 4–5 Februari.

Dewan juri menilai karya siswa Smansa itu tidak hanya inovatif. Desain bangunanny­a bernilai seni tinggi. Salah satunya terlihat dari stupa di puncak bangunan. Gaya arsitektur tersebut bisa direalisas­ikan menjadi bangunan nyata. (*/c18/roz)

 ?? UMAR WIRAHADI/JAWAPOS ?? JUARA: Diah Ayu, Rizaldo Rizky, dan Yoshida Aditama menunjukka­n bangunan konsep pancaheya karya mereka.
UMAR WIRAHADI/JAWAPOS JUARA: Diah Ayu, Rizaldo Rizky, dan Yoshida Aditama menunjukka­n bangunan konsep pancaheya karya mereka.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia