Tahun Ini Perpanjangan Runway Gagal
WACANA perluasan Lapter Harun Thohir, Bawean, sudah lama didengungkan. Pada awal 2016, Pemkab Gresik menyatakan segera membebaskan lahan untuk tambahan landasan pacu ( runway). Yakni, dari panjang 900 meter menjadi 1.450 meter. Ada tambahan landasan 550 meter.
Rencana tersebut, tampaknya, belum terealisasi pada 2017. Sebab, pemkab belum menyiapkan anggaran pembebasan lahan tersebut. Kepala Dinas Pertanahan Gresik Tarso yang diwakili Kabid Administrasi Pertanahan Nur Alamsyah memastikan program pembebasan lahan lapter Bawean tidak ada tahun ini.
Alamsyah menuturkan, sebetulnya pengadaan lahan sudah masuk plot anggaran. Selain lapter, ada pengadaan lahan pengujian kendaraan bermotor atau kir serta lahan penangkaran rusa Bawean. Namun, rencana itu buyar karena defisit anggaran dalam APBD.
Sebelumnya, dinas pertanahan mengelola anggaran belanja modal Rp 34,50 miliar. Nah, Rp 30 miliar dipastikan kena pangkas untuk menutup defisit anggaran. ”Mungkin tersisa Rp 4 miliar untuk pengadaan lahan puskesmas,” ujar Tarso. Akibatnya, pengadaan lahan untuk penambahan runway lapter dipastikan batal.
Kepala Unit Penyelenggara Bandara Kelas III UPT Trunojoyo Wahyu Siswoyo mengaku tidak mengetahui pasti teknis pembebasan lahan. Sebab, itu merupakan domain Pemkab Gresik. Dia menyebutkan, pihaknya sudah mengirim masterplan dokumen perpanjangan runway lapter. Masterplan tersebut diserahkan setelah disetujui Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub). ’’Masterplan itu pedoman pemkab dalam pengadaan lahan,” tuturnya.
Wahyu menyatakan sangat berkepentingan dengan rencana perpanjangan runway. Pesawat yang beroperasi akan lebih besar. Bukan hanya 15 orang, tetapi bisa sampai 42–72 orang. ’’Dengan begitu, status Lapter Harun Thohir bukan lagi jalur perintis,’’ katanya. (mar/c18/roz)