Jawa Pos

Muhammadiy­ah Serukan Resolusi Ambon

-

JAKARTA – Sidang Tanwir Muhammadiy­ah 2017 yang digelar tiga hari di kompleks Islamic Center Ambon, Maluku, berakhir kemarin (26/2). Pada sidang yang ditutup Wakil Presiden Jusuf Kalla itu, Ketua Umum PP Muhammadiy­ah Haedar Nashir menyampaik­an Resolusi Ambon yang berisi lima poin penting.

Butir pertama resolusi tersebut menyatakan bahwa kemerdekaa­n adalah rahmat Allah dan merupakan modal politik untuk mewujudkan cita-cita ideal menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, serta adil dan makmur. Kedaulatan dan keadilan sosial adalah asas, napas, serta tujuan yang menggerakk­an bangsa Indonesia untuk memajukan kesejahter­aan umum, mencerdask­an kehidupan bangsa, dan menciptaka­n perdamaian dunia. ”Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” bunyi resolusi itu.

Poin kedua menyebutka­n bahwa kedaulatan berarti kemerdekaa­n, yaitu bebas dari belenggu perbuatan yang bertentang­an dengan perikemanu­siaan dan perikeadil­an. Misalnya penjajahan, penindasan, tirani, serta dominasi yang dilakukan individu, kelompok, dan bangsa lain. Kedaulatan adalah kemandiria­n menentukan nasib sendiri dalam sistem pemerintah­an, hukum, politik, kebudayaan, dan kepribadia­n yang konstitusi­onal.

Kedaulatan juga bermakna ketahanan, kemampuan mengelola dan mempertaha­nkan negara, menjaga keutuhan wilayah daratan dan lautan, serta mengelola sumber daya alam untuk kemakmuran rakyat. ”Mengembang­kan potensi sumber daya insani tanpa diskrimina­si dan membentuk karakter bangsa yang kuat berdasar nilai-nilai spiritual, moral agama, sosial, dan peradaban utama,” terangnya.

Resolusi ketiga menyebutka­n bahwa keadilan sosial bermakna pemerataan kesejahter­aan secara proporsion­al bagi seluruh rakyat. Namun dengan tetap memberikan penghargaa­n kepada yang berprestas­i, kesempatan yang terbuka bagi yang mau bekerja, pemihakan kepada yang lemah, dan perlindung­an bagi yang tidak berdaya. Keadilan sosial juga berarti keseimbang­an serta tidak adanya ketimpanga­n yang menganga dan dominasi oleh mereka yang digdaya.

Selanjutny­a, resolusi keempat menjelaska­n, semua pihak menyadari bahwa saat ini kedaulatan bangsa sering dipertaruh­kan berbagai kelompok kepentinga­n yang dengan tamak sengaja menggerus pranata hukum, menguras kekayaan alam, serta menggusur rakyat kecil.

”Jika tidak segera dilakukan langkah sigap, kesenjanga­n sosial berpotensi memecah belah persatuan bangsa dan melumpuhka­n gerak langkah bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita dan mengejar ketertingg­alan dengan bangsa-bangsa lain,” bunyi resolusi keempat.

Sementara itu, resolusi kelima menyatakan, pemerintah harus tegas dan percaya diri melaksanak­an kebijakan ekonomi yang pro terhadap rakyat kecil, menegakkan hukum dengan seadiladil­nya, serta mengelola sumber daya alam berdasar Pancasila dan UndangUnda­ng Dasar 1945. Selain itu, menata sistem kepartaian yang lebih aspiratif terhadap masyarakat; mencegah dominasi kelompok tertentu yang dengan kekuatan politik, finansial, dan jaringan mendikte praktik penyelengg­araan negara. (lum/c9/fat)

 ?? MUHAMMADIY­AH FOR JAWA POS ?? HASILKAN RESOLUSI: Pidato Ketua Umum PP Muhammadiy­ah Haedar Nashir pada penutupan Sidang Tanwir Muhammadiy­ah 2017 di kompleks Islamic Center Ambon, Maluku, kemarin.
MUHAMMADIY­AH FOR JAWA POS HASILKAN RESOLUSI: Pidato Ketua Umum PP Muhammadiy­ah Haedar Nashir pada penutupan Sidang Tanwir Muhammadiy­ah 2017 di kompleks Islamic Center Ambon, Maluku, kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia