Jawa Pos

Pemekaran Daerah Tunggu Keuangan Stabil

-

JAKARTA – Derasnya usulan pembentuka­n daerah otonomi baru (DOB) yang dilayangka­n tokoh-tokoh masyarakat belum membuat pemerintah pusat melunak. Sebaliknya, pemerintah tetap bergeming jika moratorium DOB masih dibutuhkan di tengah keuangan negara yang belum stabil.

Hingga awal 2017, pengajuan pembentuka­n daerah baru mencapai 237 usulan. Jumlah tersebut tersebar dari ujung barat sampai timur. Baik itu usulan provinsi baru maupun kabupaten/kota baru.

Namun, hingga saat ini belum ada satu pun yang ditindakla­njuti. Salah satu alasannya, Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Desain Besar Penataan daerah (Desertada) yang menjadi pedoman teknis sekaligus dasar hukum pemekaran belum diselesaik­an.

Dirjen Otonomi Daerah Kementeria­n Dalam Negeri (Kemendagri) Sumarsono menyatakan, RPP Desertada seyogianya hampir selesai. Namun, pihaknya belum bisa merampungk­an sebelum ada lampu hijau dari Istana. ”Kalau PP selesai, kan harus dilaksanak­an. Bolanya di Istana, menunggu keputusan tim yang dipimpin Pak Jusuf Kalla,” ujar Soni, sapaan akrabnya, kemarin (26/2).

Soni menjelaska­n, bertambahn­ya jumlah daerah akan berdampak signifikan terhadap keuangan negara. Pasalnya, se cara otomatis, besaran anggaran transfer dana alokasi umum (DAU) dari pemerintah pusat ke daerah akan ber- tambah. Padahal di sisi lain, pembentuka­n daerah otonomi baru tidak selalu sejalan dengan peningkata­n kesejahter­aan masyarakat.

Bahkan, berdasar kajian pemerintah beberapa tahun lalu, 80 persen daerah baru masuk dalam kategori gagal berkembang seperti yang diharapkan pada awal pembentuka­n. ” Yang sejahtera baru elite politiknya. Masyarakat belum,” imbuh mantan Plt gubernur Jakarta tersebut.( far/c6/fat)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia