Warga Pilih Anggurkan Lahan
TRENGGALEK – Lamanya proses pembebasan lahan yang terdampak Bendungan Tugu pada Penlok II tak urung membuat sejumlah masyarakat resah. Hingga kini, belum ada kejelasan kapan lahan mereka resmi diambil alih pemerintah. Akibatnya, sebagian warga memilih untuk menganggurkan lahan produktifnya karena khawatir tidak bisa menikmati hasil hingga masa penen nanti.
Suparni, salah seorang pemilik lahan, menyatakan bahwa dokumen kepemilikan lahan diserahkan kepada pemerintah desa sejak tahun lalu. Tujuannya, mempercepat pembebasan lahan yang terdampak bendungan tersebut.
Pengukuran lahan atau inventarisasi lahan juga telah dilakukan petugas. Hanya, hinggi kini, pihaknya belum mendapatkan informasi kelanjutan kegiatan itu. ”Belum ada kabar. Kalau pengukuran sudah,” katanya kemarin (26/2).
Perempuan paro baya yang tinggal di RT 08, RW 03, tersebut menjelaskan, setelah menyerahkan dokumen lahan miliknya, dia tidak berani menggarap lahan itu. Dia khawatir, ketika sudah mengeluarkan biaya produksi, ada serah terima atau pembayaran lahan. Hal itu tentu akan membuat pekerjaan sebelumnya sia-sia.
”Biasanya saya tanami jagung sama ketela pohon. Itu yang ada pohon sengonnya,” ujarnya sambil menujuk sebidang lahan.
Di lokasi lain, Purwanto, salah seorang warga, mengaku nekat mengolah lahan yang terdampak megaproyek itu. Sesuai dengan pengalaman saat pembebasan lahan yang pertama dulu, waktu yang dibutuhkan berbulan-bulan setelah dilakukan pengukuran. Kendati demikian, dia tetap sedikit waswas saat mengolah lahan milik orang tuanya tersebut.
”Sebenarnya juga gak jenak. Tapi, daripada nganggur lama, kan eman,” katanya.
Menurut dia, saat ini banyak warga yang lahannya terdampak bendungan dan tidak digarap. Terlebih lagi yang memiliki lahan kering. Sebagian besar dari mereka enggan mengambil risiko. Sebab, hal itu pasti akan merepotkan jika ada realisasi atau pembayaran saat mengolah lahan tersebut.
Karena itu, pihaknya berharap segera ada kejelasan atau minimal setelah pengukuran tersebut ditindaklanjuti. Dengan begitu, mereka tidak menunggu-nunggu. Apalagi, proses negosiasi tentu membutuhkan waktu lama. ”Dulu saja waktu nego itu lama, lebih dari tiga bulan,” katanya.
Pelaksana pembangunan Bendungan Tugu harus bekerja lebih ekstra. Progres bendungan yang mulai dikerjakan beberapa tahun lalu tersebut masih mencapai 65 persen per akhir Januari lalu. Padahal, tahun ini pembangunan bendungan itu harus rampung. (hai/rka/c21/diq)