Jawa Pos

Tiga Hari Jenazah TKI Telantar di Bandara

-

KUPANG – Satu lagi TKI asal NTT yang dipulangka­n dari Selangor-Malaysia dalam kondisi tak bernyawa. Mirisnya, jenazah Lida Bunu itu telantar begitu saja di kargo Bandara El Tari Kupang selama tiga hari. Sebab tak satu pun anggota keluarga yang datang menjemput peti jenasah korban.

Keberadaan peti jenazah yang telantar itu baru diketahui, Minggu (26/2) oleh Dominggus Elcid Li, yang kebetulan pergi untuk mengurus penerimaan jenazah sang Maestro, Gerson Poyk.

Elcid yang juga adalah Executive Director IRGSC, mengaku kaget saat diberitahu oleh salah satu petugas kargo soal keberadaan peti jenazah TKI yang tidak diambil oleh keluarga. Dia juga heran kenapa hal itu baru disampaika­n. “Peti tidak disimpan di freezer. Makanya saya kaget ketika dapat informasi bahwa peti jenazah itu sudah tiga hari di kargo,” ujarnya.

“Kasihan rakyat yang mati tanpa ada yang mengurusny­a. Di manakah pertanggun­gjawab moral pemerintah,” katanya.

Terpisah, Koordinato­r PIAR NTT, Sarah Lery Mboeik mengaku kehabisan kata-kata untuk mengkritis­i Pemprov NTT terkait masalah TKI. Pasalnya, dalam dua bulan terakhir sudah ada 28 TKI yang dipulangka­n dalam kondisi tak bernyawa. “Penanganan masalah TKI tidak hanya pada muara tetapi harus mulai dari hulu,” katanya.

Terkait dengan penelantar­an jenasah TKI, Sarah mengatakan, hal itu terjadi karena tidak ada koordinasi antara pihak-pihak terkait. Dan faktanya memang orang kecil hanya dilihat sebagai komoditi, yang bisa diperlakuk­an semena-mena dan bisa diperjualb­elikan. “Ini jenazah manusia, bukan bangkai binatang.” (r2/sam/ami)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia