Jawa Pos

Brand Leicester Ikut Anjlok

-

PEMECATAN Claudio Ranieri ternyata memberikan dampak negatif bagi Leicester City. Aspek pertama yang terkena imbas dari keputusan petinggi Leicester tersebut adalah nilai brand. Sebagaiman­a diberitaka­n City A.M., nilai brand Leicester mulai anjlok 14 persen.

Hal itu didasarkan pada laporan perusahaan analis brand, Brandtix, pada 25 Februari atau dua hari setelah pemecatan Ranieri. Indeks Brandtix didapat dengan mengombina­sikan data Opta dengan aktivitas Twitter, Facebook, dan Instagram terkait Leicester, sentimen sosial, serta positif atau negatifnya interaksi fans.

Mencetak gol tandang pada laga leg pertama 16 besar Liga Champions melawan Sevilla (23/2) tidak bermakna apa-apa. Sebab, lebih dari 70 persen postingan media sosial, baik Twitter, Facebook, maupun Instagram, terkait Leicester akhir pekan kemarin membawa sentimen negatif.

Apalagi dengan adanya kabar Ranieri yang dipecat karena desakan pemain kepada petinggi klub. ”Ini menunjukka­n seberapa besar kaitan Ranieri dengan brand Leicester. Dia (Ranieri) adalah wajah klub. Basis penggemar global sudah jatuh cinta kepada dia dan romansanya musim lalu,” tutur CEO Brandtix Jon Rosenblatt.

Sebelum pemecatan Ranieri, prestasi Leicester tidak terpengaru­h dengan banyaknya follower di media sosial. Sebulan lalu, follower media sosial The Foxes –julukan Leicester– bertambah 65 ribu orang. Jumlah follower menjadi 619 ribu atau 10 persen lebih sedikit daripada Chelsea, yaitu 688 ribu.

Menurut Rosenblatt, setelah pemecatan Ranieri kemarin, brand Leicester terus anjlok hingga akhir musim nanti. ”Apabila sudah kehilangan muka, identitas, dan jantung dari brand, Anda akan membayar mahal dari fans dan konsumen Anda,” ucapnya.

Padahal, setelah mengejutka­n dunia dengan menjuarai Premier League untuk kali pertama musim lalu, brand Leicester melesat ke papan atas. Musim lalu, Leicester menempati posisi keempat brand termahal di Premier League. (ren/c18/ham)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia