Jawa Pos

Tonjolkan Sisi Tradisiona­l di Tahun Ketujuh

-

SURABAYA – Japanese World, event tahunan besutan Prodi Sastra Jepang Universita­s Airlangga (Unair), telah memasuki tahun ketujuh. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang menggabung­kan budaya Jepang dengan Indonesia, tahun ini konsep yang diangkat adalah The Age of Edo. Hal itu mengacu pada periode peningkata­n kemakmuran masyarakat Jepang, mulai 1603 hingga 1868 Masehi.

Japanese World diselengga­rakan pada 25–26 Februari lalu di Fakultas Ilmu Budaya Universita­s Airlangga. Galang Demo, ketua panitia, mengungkap­kan bahwa mengangkat konsep Jepang tradisiona­l sedikit tricky. ’’Budaya tradisiona­l Jepang dimunculka­n di area indoor seperti JW Cafe yang dibuat seperti penginapan tradisiona­l Jepang. Pelayannya mengenakan yukata, lalu dekorasiny­a pakai meja lesehan dan tikar bambu,’’ ujarnya. Galang bilang bahwa rangkaian acaranya nggak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Ada lomba akademik, lomba umum, perform band, tari yosakoi, foto yukata, kendo (bela diri Jepang), hingga hanabi (festival kembang api) sebagai penutup acara. ’’Bedanya, tahun ini ada galeri yang menampilka­n foto-foto, lukisan, kimono, dan barang-barang antik khas Jepang,’’ jelasnya. Nilai-nilai tradisiona­l Jepang juga terlihat dengan adanya obake (rumah hantu). Hantuhantu tersebut diangkat dari hantu zaman dulu. Misalnya, samurai yang meninggal terkena sabetan pedang atau istri samurai yang meninggal pada periode perang.

Keramaian event itu pun turut dirasakan Febby, pemilik stan Cosplay Shop yang menjual kostum cosplay, armor, dan aksesori cosplay. Febby yang baru kali pertama ini mengikuti event tersebut terkejut dengan antusiasme pengunjung. ’’Seru, ramai banget ya. Ini aja udah banyak pengunjung yang pengin menjahitka­n kostum cosplay- nya pada saya,’’ ungkapnya. (nen/c14/als)

 ?? RIFQI FOR ZETIZEN ?? cosplay,
RIFQI FOR ZETIZEN cosplay,
 ?? RIFQI FOR ZETIZEN ??
RIFQI FOR ZETIZEN

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia