Jawa Pos

Soal Pamurbaya, Sekda Salahkan Pengembang

-

SURABAYA – Pemkot tidak mau disalahkan atas berdirinya bangunan di kawasan lindung pantai timur Surabaya (pamurbaya). Masyarakat yang telanjur membangun rumahnya diminta mempertany­akan kasus itu ke penjual kavling.

Sekretaris Daerah (Sekda) Surabaya Hendro Gunawan menegaskan bahwa pemkot tidak mungkin mengganti rugi bangunan yang berdiri di lahan konservasi. Sebab, lahan tersebut berdiri di kawasan lindung dengan peruntukan ruang terbuka hijau (RTH). ”Memang akan dibebaskan, tapi hanya bisa lahannya,” tegas mantan kepala badan perencanaa­n pembanguna­n kota (bappeko) tersebut.

Masalahnya, sudah ada 99 bangunan yang terbangun

Elizabeth menaburkan perhiasan tersebut di bagian atas gaun hingga pinggang. Semua bagian itu ditutupi perhiasan. Tanpa celah. Jadi, saat dikenakan, permata itu tampak hidup dan menyala. Siapa saja yang melihatnya langsung terpesona.

Meski begitu, Elizabeth tak lupa bahwa yang mengenakan desainnya adalah anak-anak. Mereka selalu mengingink­an bahan yang nyaman, tahan lama, dan tidak membuat alergi di kulit. ”Jadi, saya buat detail perhiasann­ya, tapi gaunnya tetap ringan,” terangnya.

Elizabeth mengaitkan perhiasan itu di kain gaun dengan saksama. Satu per satu butiran kristal dipasang dengan sempurna. Gantungan kristal itu pun kecil. Dengan begitu, gaun terasa lebih ringan.

Perhiasan memiliki sifat longlastin­g. Dipadukan dengan apa pun, perhiasan tetap menarik. ” Tinggal prosesnya seperti apa, mau terlihat lebih modern atau klasik,” jelas perempuan asli Surabaya tersebut.

Dengan taburan perhiasan di gaun, Elizabeth menyaranka­n pemakai tidak perlu lagi menambahka­n perhiasan maupun aksesori lain. Jadi, pemakainya terlihat lebih anggun.

Untuk rambut, Elizabeth suka dengan gaya disanggul. ”Tapi masih tetap terlihat lucu khas anak-anak,” ungkap perempuan kelahiran 8 Februari 1979 tersebut.

Selain itu, kain yang nyaman menjadi prioritasn­ya. Elizabeth menggunaka­n kombinasi beberapa jenis kain. Antara lain, kain duchess, katun organik, dan tile Jepang. Jenis kain itu tidak menimbulka­n rasa gatal dan panas. Dengan begitu, anak-anak tetap nyaman meski memakai gaun dalam waktu lama.

Sementara itu, untuk bagian bawah, Elizabeth mendesain cutting A-line dan ball gown. Ujungnya dibuat mengembang sehingga gaun dapat menjuntai dengan cantik. Potongan jatuh tanpa menutupi jari-jari kaki. ”Gaun-gaun seperti yang digunakan putri,” katanya. Lalu, warnawarna yang digunakan tidak jauh-jauh dari peach dan putih. ”Feminin dan lembut,” katanya. Gaun itu sesuai untuk usia 7–13 tahun. (bri/c11/dos)

 ?? SALMAN MUHIDDIN/JAWA POS ??
SALMAN MUHIDDIN/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia