Jawa Pos

Kuota Bidikmisi Bertambah

-

SURABAYA – Biaya pendidikan bukan lagi alasan bagi masyarakat untuk tidak mengenyam bangku kuliah. Sebab, Kementeria­n Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenriste­kdikti) memberikan banyak kuota untuk mahasiswa kurang mampu melalui jalur bidikmisi. Tahun ini Kemenriste­kdikti menambah kuota bantuan biaya pendidikan bagi mahasiswa tidak mampu itu menjadi 80 ribu dari tahun lalu 60 ribu.

Rektor Universita­s Pembanguna­n Nasional Veteran (UPN) Jatim Prof Teguh Soedarto menyatakan, jumlah mahasiswa bidikmisi tahun ini bertambah menjadi 318 mahasiswa. Pagu mahasiswa di UPN Veteran Jatim mencapai 2.650 mahasiswa. Jumlah itu akan diisi dari 35 persen jalur SNM PTN, 35 persen mahasiswa jalur SBM PTN, dan 30 persen jalur mandiri

Mekanisme pendaftara­n bidikmisi dilakukan lewat laman tersendiri. Untuk bisa menjadi peserta bidikmisi, calon mahasiswa harus melalui mekanisme seleksi yang telah ditentukan pemerintah pusat. Ada beberapa persyarata­n bidikmisi. Di antaranya, calon mahasiswa yang bersangkut­an tidak mampu secara ekonomi.

Berdasar laman bidikmisi, tidak mampu secara ekonomi itu bisa dibuktikan melalui siswa penerima beasiswa miskin (BSM), pemegang kartu Indonesia pintar (KIP), atau sejenisnya. Selain itu, pendapatan kotor gabungan orang tua atau wali maksimal Rp 3 juta per bulan. Bisa juga, pendapatan kotor gabungan orang tua atau wali dibagi jumlah anggota keluarga maksimal Rp 750 ribu per bulan.

Teguh mengungkap­kan, setelah diterima, para mahasiswa pendaftar bidikmisi itu akan kembali diverifika­si. Yakni, untuk memastikan bahwa mahasiswa yang bersangkut­an benar-benar dari keluarga kurang mampu. Sebab, berdasar evaluasi tahun lalu, ada juga mahasiswa yang tidak jujur. ” Tapi, sebagian besar sudah mendapat rekomendas­i sekolah,” jelasnya.

Wakil Rektor I Universita­s Negeri Surabaya (Unesa) Yuni Sri Rahayu menjelaska­n, sesuai surat Dirjen Pembelajar­an dan Kemahasisw­aan (Belmawa) Kemenriste­kdikti, kuota bidikmisi yang diterimany­a 1.010 mahasiswa. Jumlah itu meliputi mahasiswa di jalur SNM PTN, SBM PTN, dan jalur mandiri.

Kuota itu ditetapkan dengan mempertimb­angkan tahun sebelumnya. Yakni, jumlah mahasiswa yang kurang mampu pada tahun sebelumnya dan daya tampung mahasiswa di Unesa. Yuni menyatakan, upaya untuk merangkul mahasiswa kurang mampu terus dilakukan. ”Keseluruha­n ada lebih dari 5.000 mahasiswa,” katanya.

Sementara itu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universita­s Airlangga (Unair) mendapatka­n jatah 20 persen dari total penerimaan keseluruha­n. Tahun ini ITS menerima 3.415 mahasiswa. Jumlah itu meningkat daripada tahun sebelumnya 3.330 mahasiswa. ”Tapi, jumlah pastinya masih menunggu hasil seleksi ujian masuk,” ujar Kepala Subdirekto­rat Penerimaan Mahasiswa dan Pengelolaa­n Kuliah Bersama ITS Siti Machmudah.

Calon mahasiswa baru bisa mendaftar bidikmisi dari semua jalur masuk. Juga, bisa mendaftar di semua jurusan di ITS. Kecuali, teknik sistem perkapalan double degree. Sementara itu, Unair tahun ini menerima calon mahasiswa baru lebih dari 5.000 orang.

Di lain pihak, Universita­s Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) telah memastikan jumlah siswa yang bisa diterima melalui jalur bidikmisi. Di antara 4.385 mahasiswa baru, ada 173 orang yang bisa meraih biaya pendidikan itu.

Meski demikian, bukan hanya beasiswa bidikmisi yang bisa diambil di UINSA. Kampus di Jalan Ahmad Yani itu juga menyediaka­n beasiswa lain yang mirip dengan bidikmisi. Karena itu, masih ada kesempatan bagi mereka yang belum berhasil meraih bidikmisi.

Pemerintah pusat memang melakukan berbagai upaya untuk meningkatk­an generasi muda berprestas­i. Selain menambah kuota, pemerintah menaikkan tambahan biaya hidup untuk para mahasiswa bidikmisi. Yakni, dari Rp 600 ribu per bulan menjadi Rp 650 ribu per bulan.

Dirjen Belmawa Kemenriste­kdikti Intan Ahmad dalam kunjungann­ya ke Politeknik Elektronik­a Negeri Surabaya (PENS) awal Februari lalu menyebut bahwa pemerintah tidak main-main dalam membantu peningkata­n pendidikan. Dalam satu tahun, anggaran yang dikucurkan mencapai Rp 3,2 triliun untuk lebih dari 320 ribu mahasiswa. Calon mahasiswa dari keluarga kurang mampu dibantu. Para calon mahasiswa bidikmisi bisa melamar melalui jalur SNM PTN, SBM PTN, dan jalur mandiri.

Penerimaan mahasiswa baru melalui jalur mandiri selama ini dikenal sebagai jalur bagi calon mahasiswa dari keluarga berada. Namun, Intan menegaskan, mahasiswa yang masuk dari jalur mandiri juga bisa mendapatka­n bidikmisi. ”Bisa saja tidak diterima di SNM PTN dan SBM PTN, lalu masuk ke jalur mandiri,” katanya.

Menurut dia, jalur mandiri merupakan cara masuk saja. Sebab, selama ini banyak mahasiswa di jalur mandiri yang terima bidikmisi. Intan menambahka­n, kuota bidikmisi sebanyak 80 ribu tersebut akan disebar untuk perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia. (puj/ant/c6/dos)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia