Percantik Kemasan demi Menarik Pembeli Awam
Sansevieria alias lidah mertua punya fungsi mujarab untuk memperbaiki kualitas udara. Namun, di mata orang awam, mungkin penampilan sansevieria tidak begitu memanjakan mata. Amieni pun bisa mengubahnya menjadi suvenir nan cantik.
RUMAH Fathiyah Amieni termasuk rumah langka di Surabaya. Sebab, halamannya masih luas dan rindang. Pelatarannya mirip rumah di pedesaan. Siapa sangka rumah semacam itu ada di tengah impitan permukiman yang padat seperti Kedurus, Karangpilang.
Perempuan yang akrab disapa Mimien itu memang gemar bercocok tanam. Khususnya tanaman hias. Puluhan pot tanaman hias berjejer rapi di halamannya, mulai yang supermini sampai yang bertinggi 2 meter. Yang paling banyak adalah sansevieria.
Jika ditanya soal sansevieria, Mimien bakal fasih menjelaskannya. Mulai apa saja nama jenis sansevieria, bagaimana perawatannya, sampai bagaimana cara ’’mendandani’’-nya agar menang kontes, semuanya akan dipaparkan secara gamblang. Padahal, Mimien bukanlah lulusan fakultas pertanian. Sejatinya, dia adalah jebolan Jurusan Akuntansi Stiesia.
Ibu rumah tangga tersebut memilih berbelok dari dunia angka ke bidang pertanian tanaman hias. Bagi dia, pekerjaan yang ditekuni tak harus sesuai dengan jurusan. Malah, dengan menjadi petani tanaman hias, Mimien merasa hidupnya lebih sehat. ’’Rumah saya tidak ada AC-nya. Soalnya, sudah adem,’’ katanya bangga.
Betapa tidak, sansevieria yang memenuhi halaman rumahnya memang dikenal kaya manfaat. Terutama untuk menjaga kualitas udara. Mimien tidak pernah lupa menyosialisasikan manfaat sansevieria, terutama ketika forumforum pertanian. Sansevieria memang bisa menyerap hingga 107 jenis racun di udara. ’’Istimewanya lagi, sansevieria itu siang-malam mengeluarkan oksigen. Beda dengan tanaman lain, kalau malam keluar karbondioksida,’’ terang perem- puan 47 tahun itu.
Kecintaan terhadap sansevieria seolah tak lekang oleh waktu. Sepuluh tahun lamanya sejak dia kali pertama berkenalan dengan tanaman lidah mertua itu pada 2006. Awalnya, Mimien hanya hobi mengoleksi sansevieria karena bentuknya unik. Tetapi, lama-lama, tanamannya menumpuk di rumah dan tak tahu mau diapakan. Akhirnya, dia menjualnya per pot. Sayang, sansevieria biasanya dibeli kalangan pencinta tanaman hias saja. ’’Justru orang awam tidak tertarik,’’ ungkap pembina ekstrakurikuler eco
preneur di beberapa sekolah tersebut. Padahal, manfaat sansevieria terlalu sayang untuk diabaikan.
Tak kehabisan ide, Mimien kemudian memodifikasi sansevieria kesayangannya. Dari yang awalnya hanya diletakkan di pot-pot hitam, dia mencoba memindahkan ke dalam gelas bening. Sebagai percobaan awal, Mimien menggunakan gelas-gelas minuman. Agar lebih menyegarkan mata, dia menutupi pupuk dan tanah hitam dalam gelas-gelas itu dengan kerikil warna- warni akuarium. Hasilnya, tanaman mungil Mimien itu terlihat lebih menarik.
Setelah dikemas sedemikian rupa, pelan-pelan banyak orang awam yang akhirnya tertarik membeli produk Mimien. Wadahnya pun mulai bermacam-macam. Ada yang bulat hingga yang berbentuk cangkir besar. Kemasan yang lucu membuat sansevieria Mimien diminati sebagai suvenir berbagai acara. ’’Yang di gelas-gelas kecil biasanya untuk suvenir pernikahan. Sedangkan yang ukuran besar dipakai untuk hiasan meja ruang tamu atau kantor,’’ jelas Mimien.
Dalam merintis usahanya, Mimien mengatakan mendapat banyak bantuan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Surabaya. Kini, setelah lima tahun berjalan, Mimien sudah mandiri. Penghasilannya dari suvenir sansevieria juga menjanjikan. Pembelinya pun datang dari berbagai kota. ’’Rata-rata tahu dari teman atau kenalan. Ya, itulah enaknya kalau punya banyak teman. Ada saja koneksi dan rezeki,’’ ujarnya. (*/c19/git)