Tiga Hari Tak Pernah Sepi Pengunjung
SIDOARJO – Pasar Sidoarjo (Pasjo) di Jalan Raya Stadion Jenggolo berjalan semarak. Sejak Jumat (24/2) hingga kemarin (26/2), event baru yang diselenggarakan PT Graha Mukti Indah (GMI) bekerja sama dengan Jawa Pos itu nyaris tidak pernah sepi pengunjung. Mengusung konsep beragam acara dan kompetisi sukses menarik perhatian. Mulai senam, zumba party, lomba booth, dance, hingga competition.
Pada hari terakhir kemarin, suasana di kompleks Perumahan Natura Residences ramai sejak pukul 06.00. Para pengunjung mengikuti zumba party. Musik keras bernuansa latin terdengar rancak. Dengan dipandu instruktur, para pengunjung berupaya menirukan setiap gerakan senam menyehatkan tersebut. Sesekali terdengar tawa lepas. Mengasyikkan. Semua bergembira dan berkeringat
Di antara total 170 SMP di Sidoarjo, masih 53 sekolah yang sudah menyerahkan data pelajar bermotor ke dikbud. ’’Jadi, masih ada 120 sekolah yang belum setor data,” katanya.
Meski begitu, lanjut dia, dikbud terus berupaya untuk meminta data dari SMP negeri/swasta yang belum mengumpulkan. Sebab, data tersebut akan diserahkan ke dinas perhubungan (dishub) sebagai dasar rencana program layanan transportasi antar-jemput. ’’Semula kami berharap bisa selesai Februari. Tetapi, ternyata masih banyak yang belum mengumpulkan,” ujarnya.
Berdasar data sementara yang diperoleh dikbud, pelajar bermotor paling banyak ditemukan di wilayah pinggiran. Di antaranya, SMPN 2 Tarik sebanyak 426 siswa, SMPN 1 Tarik (316), SMPN 1 Jabon (454), SMPN 2 Jabon (426), SMPN 2 Candi (378), SMP Muhammadiyah 6 Krian (444), SMPN 2 Sedati (375), dan SMP YPM 1 Taman (437). Sekolah lain di bawah angka 300 siswa.
Di antara seluruh pelajar bermotor yang terdata, 1.185 siswa mengatakan memanfaatkan parkir di lingkungan sekolah. Adapun, 6.940 siswa lain menggunakan parkir di luar sekolah.
Rudi mengungkapkan, data yang diperoleh tersebut nanti menjadi bahan evaluasi sekaligus acuan sasaran sosialisasi tertib berlalu lintas oleh Polresta Sidoarjo. Selain itu, menjadi gambaran dishub dalam program transportasi masal. ’’Kami terus meminta sekolah untuk mengumpulkan data agar bisa segera direkapitulasi dan diserahkan ke dishub,” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, dishub merancang program transportasi ke sekolah bagi para pelajar. Kebutuhan anggaran diperkirakan mencapai Rp 5,5 miliar. Program itu dilaksanakan dengan memberdayakan 150 angkutan umum. Kebijakan tersebut diharapkan bisa menjadi solusi maraknya pelajar bermotor. ’’Karena dishub sudah menyusun program itu, dikbud mendukung penuh. Kami terus melakukan pendataan,” katanya.
Setelah diskusi tentang Save Our Student ( SOS) yang dihelat Jawa Pos di kampus Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Januari lalu, seluruh jajaran pemerintahan dan kepolisian berkomitmen untuk mengatasi masalah pelajar bermotor. Komitmen tersebut ditandai dengan munculnya berbagai program. Mulai solusi transportasi antar-jemput, sosialisasi berlalu lintas ke sekolah-sekolah, hingga gerakan literasi berlalu lintas.
Selama ini pihak kepolisian telah rutin merazia pelajar bermotor di setiap titik di Sidoarjo. Hasilnya pun cukup mencengangkan. Dalam sehari, setidaknya ratusan pelajar terjaring razia bermotor. Sejauh ini sudah lebih dari 10 ribu surat tilang diberikan kepada para pelanggar. Tidak hanya memberikan surat tilang, polisi juga menyita motor pelajar yang tidak sesuai standar atau protolan. Tindakan tegas itu dibarengi dengan pembinaan langsung kepada orang tua siswa.
Yang membuat miris, saat operasi di jalan, polisi beberapa kali mendapati pelajar belum cukup umur yang nekat membawa mobil saat berangkat ke sekolah. Padahal, jelas mereka belum memiliki surat izin mengemudi (SIM). Perilaku itu tidak hanya membahayakan pelajar bersangkutan, tetapi juga berpotensi mengancam keselamatan pengguna jalan lain. Sebab, emosi para bocah itu masih labil. Sesuai Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), denda tilang bagi pelanggaran tersebut lumayan besar.
Kini, dikbud menyusun jadwal sosialisasi lalu lintas di masingmasing sekolah. Jadwal tersebut sudah diserahkan ke Polresta Sidoarjo untuk ditindaklanjuti. Namun, pelaksanaan sosialisasi belum dimulai. Sebab, saat ini dikbud masih berfokus pada persiapan sosialisasi ujian nasional (unas). Meski demikian, seluruh sekolah sudah siap untuk mendapatkan pengarahan langsung dari polresta tentang tata tertib lalu lintas. ’’Sosialisasi belum dimulai. Rabu (1/3), kami juga masih sosialisasi unas dulu,” katanya. (ayu/c7/hud)