Jawa Pos

Sungai Buntung Meluap Lagi

-

SIDOARJO – Setiap kali hujan deras, warga di sejumlah kawasan selalu waswas. Sebab, banjir dipastikan datang menyapa. Selain di wilayah Kecamatan Jabon, genangan air kembali menyapa Desa Kedungrejo dan Bungurasih, Kecamatan Waru. Banjir itu terjadi lantaran afvoer Sungai Buntung meluap. Ketinggian air di dua desa tersebut sekitar 40–50 sentimeter.

Berdasar pantauan Jawa Pos kemarin (26/2), banjir di Kedungrejo dan Bungurasih Barat setinggi lutut orang dewasa. Air luapan Kali Buntung hampir menggenang­i seluruh jalan. Bahkan, sebagian air menerobos rumah warga.

Ita Supraptini­ngsih, warga RT 10, RW 02, Desa Kedungrejo, menyatakan bahwa sejak Senin lalu (20/2) desanya terdampak luapan Sungai Buntung. Genangan sempat surut pada Kamis (23/2). Namun, air kembali meluap pada Jumat (24/2). ’’Pokoknya, kalau hujan turun deras, pasti desa kami banjir,’’ katanya.

Perempuan 42 tahun tersebut menuturkan, banjir di Kedungrejo hampir terjadi setiap tahun

Setiap kali hujan deras, warga selalu cemas. Maklum, Kedungrejo berada di pinggir aliran Sungai Buntung. Sejatinya rata-rata rumah sudah ditinggika­n, tetapi tetap saja terdampak. ’’Rumah saya sudah ditinggika­n 75 sentimeter,’’ ungkapnya.

Selama banjir belum surut, lanjut dia, pihaknya tidak bisa berjualan. Warung terpaksa tutup. Sebab, sepanjang jalan tergenang air setinggi lutut orang dewasa. ’’Mau jualan juga enggak ada orang yang lewat karena banjir,’’ ucapnya.

Di Desa Bungurasih Barat, kondisinya cukup parah. Selain merendam sebagian rumah di desa tersebut, gedung SDN Bungurasih ikut terendam dengan ketinggian air di atas lutut orang dewasa.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sigit Setyawan mengatakan, banjir di wilayah Sungai Buntung memang sudah menjadi langganan. Masalah itu telah dibahas Komisi C DPRD Sidoarjo bersama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas pada 2016. Saat itu telah dirumuskan konsepkons­ep penanganan. Salah satunya, cara menormalis­asi Sungai Buntung. ’’Konsepnya sudah ada. Kami kebagian untuk penertiban bangunan. Fisiknya tanggung jawab BBWS Brantas,’’ katanya.

Pemkab Sidoarjo, lanjut dia, te- lah mengalokas­ikan anggaran untuk pendataan dan sosialisas­i penertiban di sepanjang afvoer Buntung. Total ada sekitar Rp 150 juta yang ditujukan untuk empat desa. Di antaranya, Desa Medaeng, Bungurasih, Kedungrejo, dan Janti di Kecamatan Waru. ’’Kami mulai melakukan pendataan dan sosialisas­i,’’ jelasnya.

Meski begitu, pemkab belum bisa menindakla­njuti penertiban bangunan di sepanjang Sungai Buntung. Sebab, pemkab masih menunggu kepastian dari BBWS Brantas untuk tindakan fisik normalisas­i.

Sigit menjelaska­n, pada awal 2017 pihaknya bersama Komisi C DPRD berkunjung ke kantor Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas untuk menanyakan upaya normalisas­i Sungai Buntung. Namun, pihak BBWS Brantas menuturkan bahwa tahun ini tidak ada kegiatan fisik untuk afvoer Buntung. ’’Karena tidak ada kepastian, kami juga tidak berani menindakla­njuti penertiban bangunan di wilayah Sungai Buntung,’’ paparnya.

Sigit menambahka­n, pemkab sangat berharap ada normalisas­i Sungai Buntung untuk mengurangi genangan-genangan di wilayah sungai tersebut. Karena itu, pihaknya terus mempersiap­kan penertiban bangunan mulai dari Desa Kedungrejo, Kecamatan Waru, hingga Kecamatan Krian. ’’Kalau dari BBWS sudah jelas ada pekerjaan fisiknya, kami langsung menjalanka­n tugas menertibka­n bangunan. Jangan sampai penertiban tidak diimbangi pengerjaan fisik. Bisa sia-sia,’’ jelasnya.

Penertiban bangunan di sepanjang Sungai Buntung akan mengacu pada dasar yang dimiliki BBWS Brantas. Luas Sungai Buntung akan dikembalik­an seperti semula. Karena itu, sangat mungkin banyak bangunan di sekitar Sungai Buntung yang harus ditertibka­n. ’’Sebenarnya kami sudah siap. Sosialisas­i dan pendataan sudah dilakukan. Tinggal menunggu kepastian BBWS dan penertiban­nya bisa konsultasi dengan satpol PP,’’ ungkapnya.

Sambil menunggu normalisas­i Sungai Buntung, kata dia, pihaknya juga akan mengatasi banjir yang kerap terjadi di Desa Bringinben­do, Kecamatan Taman. Pemkab akan membangun boezem di Desa Sambibulu. Pembanguna­n boezem tersebut diharapkan bisa mengurangi beban luapan afvoer Buntung.

Pihaknya sudah meninjau ke lokasi di Desa Sambibulu, Kecamatan Taman. Kebetulan ada lahan milik pemkab di samping Sungai Buntung. Akan dibangun boezem di lahan tersebut. ’’Keperluan anggaran untuk pengerjaan fisik akan diusulkan di perubahan APBD tahun ini. Mudah-mudahan bisa segera direalisas­ikan tahun ini,’’ paparnya. (ayu/c15/hud)

 ?? CHANDRA SATWIK/JAWA POS ??
CHANDRA SATWIK/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia