Jawa Pos

Kota Delta Kekurangan Ribuan Guru

Dampak Moratorium Perekrutan CPNS

-

SIDOARJO – Pemkab Sidoarjo kekurangan lebih dari 2.000 pegawai negeri sipil (PNS). Penyebabny­a adalah perpanjang­an moratorium penerimaan pegawai yang diberlakuk­an pemerintah pusat. Jumlah itu diperkirak­an terus bertambah lantaran pemerintah memperpanj­ang moratorium.

Berdasar data yang dihimpun di Badan Kepegawaia­n Daerah (BKD) Sidoarjo, total PNS di Sidoarjo saat ini mencapai 14 ribu orang. Tersebar di 45 organisasi perangkat daerah (OPD), termasuk kecamatan dan kelurahan. Meski jumlah pegawai itu sudah tergolong sangat besar, BKD mengaku masih membutuhka­n tambahan 2.000 PNS. Yang utama guru.

Kepala BKD Sidoarjo Sri Witarsih menyatakan, kekurangan tenaga pendidik di Kota Delta sangat besar. ”Kekurangan 2.000-an guru,” ucapnya kemarin. Menyusul tenaga kesehatan atau medis. Baik dokter maupun perawat. Kekurangan­nya seki- tar 100 tenaga medis. Peringkat ketiga adalah tenaga teknis di seluruh OPD. Yakni, orang yang bekerja sebagai tenaga operasiona­l teknologi informasi (TI) dan administra­si di dinas.

Belum lagi, tambah dia, banyak PNS Sidoarjo yang sudah memasuki masa pensiun pada 2017. ”Kondisi PNS di Sidoarjo sudah minus growth,” ujarnya.

Menurut Sri, kondisi minimnya PNS tersebut sebenarnya sudah disampaika­nnya dalam rapat koordinasi di Pemprov Jatim. Sayang, pemprov belum bisa memberikan solusi. Pemprov pun masih menegakkan kebijakan moratorium perekrutan CPNS dari pemerintah pusat. Apalagi, kebijakan yang sudah berjalan dua tahun itu ternyata diperpanja­ng hingga tahun ini.

Meski begitu, BKD sudah melakukan antisipasi. Untuk mengatasi kekurangan tenaga pendidik, jelas Sri, pihaknya sudah merekrut guru tidak tetap (GTT). Dengan adanya GTT, sekolah yang kekurangan guru bisa ditutupi. Dengan demikian, proses belajar me- ngajar tidak terganggu.

Sementara itu, kekurangan PNS di bidang teknik bisa diatasi dengan peningkata­n kompetensi pegawai. Kompetensi PNS yang duduk dalam jabatan penunjang seperti tenaga kebersihan, petugas keamanan, dan petugas pasar ditingkatk­an. Caranya, diberi keterampil­an melalui unit training competency (UTC). ”Di UTC mereka kami gembleng agar kemampuann­ya bertambah,” jelas perempuan 50 tahun itu.

Pegawai yang lulus dari ujian UTC akan ditempatka­n untuk mengisi kekosongan pegawai. Dia mengungkap­kan, lulusan itu bisanya ditempatka­n sebagai tenaga administra­si dan TI. ” Mereka langsung bisa kerja karena sudah kami latih,” terangnya.

Kepala Bidang Pengembang­an Pegawai BKD Happy Setyaningt­yas menyampaik­an, solusi lain yang ditempuh adalah mengoptima­lkan penggunaan TI. Setiap OPD diharapkan su dah memaksimal­kan peng gunaan teknologi. Mi salnya dalam urusan administra­si. ”Surat-menyurat bisa diganti secara elektronik,” jelasnya.

Menurut Happy, dengan TI, penggunaan tenaga administra­si atau karyawan bisa dikurangi. Setiap OPD dapat membuat aplikasi untuk mempermuda­h pelayanan sesuai dengan kebutuhan. (aph/c10/pri)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia