Jawa Pos

Jinak dan Suka Air Dingin

Salamander Meksiko Penarik Perhatian

-

SURABAYA – Penampakan yang mirip binatang fiksi. Itulah yang terlihat pada salah satu akuarium berisi axolotl yang dipamerkan dalam acara Morph Attach 2017.

Axolotl adalah jenis salamander asal Meksiko yang tergolong langka. Sempat booming pada awal 2014, hewan dengan nama latin Ambystoma mexicanum itu kembali dicari sebagai binatang hias.

Hewan bertubuh mirip seperti perpaduan antara kadal dan ikan tersebut menjadi primadona pada acara yang berlangsun­g di Atrium BG Junction. Para pengunjung, baik orang tua maupun anak-anak, berkerumun di akuarium di area tengah. Binatang itu boleh dipegang karena jinak dan dapat dikeluarka­n dari dalam air.

Beberapa pengunjung tertarik untuk memfoto atau sekadar mengomenta­ri bentuk tubuh amfibi tersebut. Yang paling mencuri perhatian adalah empat kaki kecilnya yang menggantun­g saat berenang. Selain itu, bentuk insangnya unik seperti kipas yang menempel di kedua pipi.

Salamander adalah spesies yang memiliki beberapa ciri umum. Di antaranya, mirip kadal, bertubuh ramping, hidung pendek, dan ekor yang panjang. ” Axolotl tidak berbahaya. Namun, beberapa jenis salamander mengeluark­an cairan racun dari tubuhnya saat merasa terancam,” ujar Budi Wonosasmit­o, pemilik axolotl.

Pada pameran yang diadakan hingga 5 Maret tersebut, ada tiga jenis axolotl yang dipamerkan. Yakni, albino, putih, dan hitam ke abu-abuan. Di habitat aslinya, warna hitam paling banyak dijumpai. Masing-masing hewan tersebut berumur hampir dua tahun dengan panjang 15 sentimeter.

Untuk memelihara­nya, pemilik hanya perlu memastikan ia tinggal di habitat yang sejuk atau cenderung dingin. Bisa disimpan di ruangan yang berAC. ”Ia sangat suka air yang dingin. Itu sesuai dengan habitat aslinya,” kata kolektor dan pemilik Turtle World Pet Shop tersebut. Bahkan, axolotl dapat hidup di air bersuhu 10 derajat.

Keunikan lainnya, axolotl bisa melakukan regenerasi sel secara sempurna dari bagian tubuhnya yang terpotong, kecuali kepala. Bagian tubuh kerap terpotong karena bertengkar. Apalagi axolotl yang masih berusia dini.

Pada usia kurang dari tiga minggu, bayi-bayi axolotl kerap bertengkar hingga memakan saudaranya sendiri. Sifat kanibal itu membuat tingkat keberhasil­an hidup dalam satu kali periode bertelur hanya 40 persen. ”Karena itu, axolotl kecil harus terus dikasih makan berupa kutu air,” jelasnya. Setelah berusia tiga minggu, mereka bisa diberi makan cacing atau pelet. Meski kanibal saat masih kecil, usia binatang itu bisa lebih dari 10 tahun. (esa/c16/jan)

 ?? GHOFUUR EKA/JAWA POS ?? AMFIBI: Anita Damayanti mengamati axolotl dari dekat. Hewan tersebut dipamerkan di atrium BG Junction.
GHOFUUR EKA/JAWA POS AMFIBI: Anita Damayanti mengamati axolotl dari dekat. Hewan tersebut dipamerkan di atrium BG Junction.
 ?? GHOFUUR EKA/JAWA POS ?? KECILNYA KANIBAL: Pada usia kurang dari tiga minggu, axolotl kerap bertengkar hingga memakan saudaranya sendiri.
GHOFUUR EKA/JAWA POS KECILNYA KANIBAL: Pada usia kurang dari tiga minggu, axolotl kerap bertengkar hingga memakan saudaranya sendiri.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia