Aksi Teror Semakin Liar
Pelaku Bom Panci Residivis Terorisme
JAKARTA – Hukuman tiga tahun tidak membuat Yayat Cahdiat insaf dari aksi terorisme. Pria asal Purwakarta itu kembali beraksi kemarin (27/2). Dia meledakkan bom panci di lapangan Pandawa, Cicendo, Bandung, Jawa Barat. Tidak ada korban dari bom berdaya ledak rendah tersebut. Sebab, bom hanya tersusun atas serpihan paku dan rangkaian kabel.
Yayat juga mengancam pegawai Kelurahan Arjuna yang berada tidak jauh dari lokasi peledakan bom panci
Dia membawa senjata tajam. Pria 42 tahun itu melemparkan kursi dan membakar ruangan di lantai 2. Aksi Yayat berakhir setelah polisi menembaknya di bagian dada.
Yayat merupakan residivis kasus teror latihan militer di Aceh pada 2011. Dia termasuk 70 orang yang ikut dalam latihan militer. ”Dulu saya memimpin operasinya,” kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Universitas Airlangga Surabaya kemarin. Saat itu Tito memimpin Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror.
Yayat didakwa pada 2012 dengan hukuman 3 tahun penjara dan bebas pada 2015. Pelaku masuk jaringan Jamaah Anshar Daulah (JAD). Tujuan aksi di Bandung kemarin ialah mempertahankan eksistensi kelompok tersebut.
JAD dipastikan berafiliasi dengan organisasi teror ISIS. Yayat juga terlibat dalam aksi pengeboman mobil sebuah media televisi nasional di Alun-Alun Bandung pada malam tahun baru 2016.
Tito menjelaskan, aksi teror di Bandung kemarin tidak memiliki kaitan dengan kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud ke Indonesia. Meski demikian, kepolisian tetap waspada. Sebab, JAD merupakan jaringan berbahaya. Sebelumnya mereka pernah melancarkan aksi bom di Thamrin (Jakarta), Solo, dan Samarinda. ”Mereka juga pendukung utama ISIS di Indonesia,” ucapnya.
Pengamat terorisme Muhammad Jibriel menjelaskan, aksi anggota JAD itu menunjukkan pola tertentu. Utamanya terkait dengan rencana kedatangan Raja Salman. ”Pertanyaannya, mengapa sekarang? Mengapa tidak sebelum ini?” ujarnya.
Yayat sebenarnya dikenal sebagai sosok yang baik dan sopan. Perangainya berubah semakin ekstrem setelah dipenjara karena kasus terorisme. ”Setelah bebas, ruang lingkupnya menjadi sangat sempit. Untuk seorang residivis kasus teror, akses apa pun sulit. Dia hanya berjualan bubur. Akhirnya lingkungannya hanya yang sepemikiran dan ideologinya tidak berubah,” terangnya.
Jibriel mengungkapkan, ada peran Aman Abdurrahman dalam aksi tersebut. JAD dipimpin Aman yang memiliki kemampuan mencuci otak para pengikutnya. Yang dilakukan Yayat menegaskan bahwa aksi teror semakin liar. Kapan saja, di mana saja. ”Aksi yang serampangan ini menunjukkan bahwa kekuatan kelompok teror sudah sangat lemah,” tegasnya.
Yayat Ancam Pegawai Kelurahan dengan Pisau Aksi teror yang dilakukan Yayat berlangsung dramatis. Setelah meledakkan bom panci berisi potongan besi dan paku, Yayat bermaksud melarikan diri. Namun, puluhan siswa SMAN 6 Kota Bandung yang sedang berolahraga mengejarnya. Yayat yang terdesak sempat berjalan mundur sambil mengacungkan belati kepada para siswa dan warga.
”Kita semua gak ngeuh (tidak tahu) kalau itu teroris. Karena tidak mencurigakan sama sekali,” kata Toni, saksi mata, kepada Radar Bandung ( Jawa Pos Group).
Beberapa saat setelah ledakan, Yayat malah tertawa layaknya orang gila. Sejumlah siswa langsung mengejar pelaku. ”Mereka gak berani langsung menyergap soalnya pelaku bawa belati,” ungkapnya.
Yayat kemudian merangsek masuk Kantor Kelurahan Arjuna yang terletak 300 meter dari lapangan tempat meledakkan bom panci. Dia mengancam sejumlah pekerja yang sedang berada di lobi. Saat itu ada delapan petugas kelurahan.
Yayat memaksa para pekerja tersebut menunjukkan ruangan Lurah Arjuna Fajar Kurniawan yang saat kejadian tidak berada di tempat. Saat itu Kepala Seksi Kemasyarakatan Kelurahan Arjuna Maesaroh bersama petugas kelurahan lainnya sedang melayani keperluan warga.
Yayat berkulit sawo matang, berambut ikal, dan berperut buncit. Dia mengenakan jaket hitam, kaus, dan celana jins hitam. ”Dia langsung merangsek masuk dan mengancam menusukkan pisau jika (kami) tidak menunjukkan ruangan lurah Arjuna,” ujar Maesaroh.
Ulum, salah seorang warga, sempat mencoba masuk dan menghampiri Yayat. Namun, pelaku membalas dengan lemparan kursi dua kali. Tak lama kemudian, Yayat membakar barang-barang di ruang tengah lantai 2.
Tak berselang lama, petugas kepolisian datang ke lokasi. Dua kendaraan lapis baja membuat barikade di depan kantor kelurahan. Aparat kepolisian beberapa kali bernegosiasi dengan Yayat agar menyerahkan diri. Namun, imbauan itu tidak digubris. Pelaku malah memecahkan kaca jendela dan melemparkan kursi ke arah petugas. (idr/ant/syn/JPG/c9/ca)