Pangkas Backlog, SMF Gandeng BPD
SURABAYA – PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) menggandeng bank pembangunan daerah (BPD) untuk menyalurkan kredit perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Kredit itu diharapkan meningkatkan penyediaan rumah di daerah.
Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo menyatakan, selama ini belum banyak BPD yang menyalurkan KPR. Padahal, kebutuhan perumahan di daerah-daerah cukup besar. Ditambah lagi, BPD lebih memahami karakteristik masyarakat di daerah.
Selama ini SMF menyalurkan dana pada pasar pembiayaan primer perumahan ke 12 bank umum. Di antara 12 bank tersebut, 10 bank merupakan BPD. Di antaranya, Bank Nagari (BPD Sumbar), BPD NTB, BPD Kalsel, dan BPD Bali. Segera menyusul enam BPD lainnya. Selain itu, SMF menyalurkannya kepada bank syariah dan perusahaan pembiayaan. ’’Peluang perusahaan pembiayaan nonbank untuk membiayai perumahan sangat besar,’’ jelasnya.
SMF sudah bekerja sama dengan tiga perusahaan pembiayaan. Yakni, MNC Finance, Finansia Multifinance, dan Ciptadana Multifinance. Menyusul dengan empat perusahaan pembiayaan lainnya.
Sinergi dengan BPD, lanjut Ananta, bisa meningkatkan volume KPR melalui program refinancing KPR BPD. Juga, memfasilitasi penerbitan EBA melalui program sekuritisasi dengan underlying KPR BPD. ’’Proyeksi kami, penyaluran pinjaman melalui BPD dapat meningkat jadi 20 persen dari sebelumnya 17 persen,’’ tuturnya. Tahun ini SMF menargetkan penyaluran pinjaman Rp 5,7 triliun. Data laporan keuangan unaudited 2016 menunjukkan bahwa BUMN di bawah Kementerian Keuangan itu telah menyalurkan pinjaman Rp 5,64 triliun.
SMF juga telah melakukan kegiatan sekuritisasi dari penerbitan efek beragun aset berbentuk surat partisipasi (EBA-SP) sebesar Rp 1,5 triliun. Target sekuritisasi tahun ini sekitar Rp 3,5 triliun yang dilakukan secara bertahap. SMF melakukan pengaturan setiap aset yang dijual ke pasar modal. Karena itu, kualitas asetnya harus terbaik dan tidak ada yang macet. ’’Biasanya, karena rumah pertama, jarang terjadi gagal bayar,’’ ungkapnya.
Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Jatim Soepratno menyebutkan, backlog rumah sudah mencapai 13,5 juta unit. Pertumbuhan backlog diperkirakan 800 ribu per tahun. Di Jatim, backlog rumah mencapai 380 ribu unit. (res/c14/noe)