IKM Minta Impor Komponen Dibatasi
SIDOARJO – Industri kecil dan menengah (IKM) logam di Jawa Timur (Jatim) meminta pemerintah mampu membatasi impor produk komponen. Bendahara Koperasi Waru Buana Putra IKM Logam Ngingas Samsul Anam menyatakan bahwa persaingan industri komponen makin ketat lantaran harga mereka kalah bersaing dengan impor. Kenaikan harga komponen dalam negeri disebabkan melonjaknya harga pelat baja yang menjadi bahan baku industri tersebut.
’’Sejak tiga bulan terakhir ini, harga bahan baku, yakni pelat baja, mengalami kenaikan 30 persen. Padahal, kami hanya bisa menaikkan harga jual maksimal 10 persen,’’ ujarnya kemarin (27/2).
Dia menjelaskan, sebelumnya pelat baja bisa diperoleh seharga Rp 7.400 per kilogram. Saat ini harga pelat baja mencapai Rp 10.500 per kilogram. ’’Kalau menaikkan harga produk lebih dari 10 persen, kami tidak bisa bersaing dengan produk impor,’’ katanya. Samsul mengungkapkan bahwa saat ini harga produk impor 10 persen lebih murah.
Total kebutuhan pelat baja di sentra IKM Logam Ngingas pun mencapai 500 ton per bulan. Di Sentra IKM Logam Ngingas, terdapat 300 IKM. Dari total jumlah IKM tersebut, sekitar 70 persen merupakan industri skala rumah tangga atau kecil dan menengah. Sebanyak 15 persen adalah indus- tri skala besar. Sebanyak 30 persen produksi mereka berupa komponen otomotif untuk mobil dan sepeda motor. Sisanya memproduksi logam untuk komponen alat-alat rumah tangga, alat-alat pertanian, alat-alat listrik, maupun telekomunikasi.
Harga bahan baku yang melonjak mengakibatkan omzet pelaku usaha turun hingga 50 persen. Utilitas produksi juga turun dari 100 persen menjadi 50 persen.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menuturkan, pemerintah akan berusaha menyediakan material center. ’’Nanti dirundingkan dulu dengan koperasi. Koperasi bisa membahas dengan anggota berapa kebutuhan mereka,’’ jelasnya. (vir/c14/sof)