BNN Tembak Mati Kurir Narkoba
Satunya Lagi Minta Maaf
JAKTIM – BNN terus setel kenceng untuk memberantas peredaran narkoba. Kemarin (27/2), anak buah Komjen Budi Waseso itu menangkap dua kurir (satunya ditembak mati). Penjahat yang dikirim ke akhirat tersebut adalah Ananda Bagus, 29. Rekannya yang bernama Edwin Pasaribu kini ditahan petugas.
”Saat ditangkap, Bagus berusaha kabur dan hendak menabrak anggota dengan pikap. Karena membahayakan petugas, akhirnya kami tembak. Peluru menembus dada Bagus. Dia tewas di tempat. Sementara itu, Edwin kami amankan,” ungkap Kepala BNN Komjenpol Budi Waseso kemarin.
Selain itu, petugas menyita 32 kg sabusabu asal Malaysia. Barang haram berupa kristal putih tersebut hendak dijual pelaku ke Medan dan Sumatera Utara. Biasanya, barang itu dipasok dari tempat-tempat dugem di kawasan tersebut.
Penangkapan berawal dari informasi yang diberikan pihak Bea Cukai Sumatera Utara. Yakni, terjadi transaksi narkoba di jalur lingkar luar Medan. Jalur itu merupakan akses yang menghubungkan Indonesia dengan Malaysia. Pengiriman narkoba tersebut menggunakan pikap.
Bersama petugas bea cukai, pengintaian dilakukan. Agar tidak dicurigai, petugas menyamar sebagai warga setempat. Pengintaian dilakukan bergantian selama 24 jam. ”Kami juga berkoordinasi dengan polisi Malaysia terkait penyelundupan narkoba,” ujar pria yang akrab disapa Buwas itu.
Kerja keras tersebut membuahkan hasil. Minggu (26/2), kendaraan pelaku melintas di Jalan Gagak, Medan. Kendaraan itu mengangkut sabu-sabu yang disembunyi- kan di kemasan teh.
Penangkapan tidak langsung dilakukan. Petugas memutuskan untuk membuntuti pelaku. Tujuannya, mengetahui lebih dalam tentang jaringan pelaku. Namun, pengintaian tersebut terbongkar. Pelaku yang menyadari bahwa kendaraannya dibuntuti bergegas melarikan diri.
Pengejaran terus dilakukan. Dengan cara memepet, pikap itu berhasil dihentikan. Petugas meminta kedua pelaku turun dari pikap. Namun, pelaku menunjukkan sikap yang tak bersahabat. Bagus selaku sopir berusaha kabur dan menabrak anggota.
Tindakan tegas pun terpaksa dilakukan. Peluru keluar dari sangkarnya dan menembus dada Bagus. Akibatnya, Bagus hilang kendali. Pikap tersebut menabrak pohon. Bagus tewas di tempat.
Jenderal polisi bintang tiga itu menambah- kan, dari hasil analisis, sabu-sabu tersebut berasal dari Tiongkok. ’’Identik dengan sejumlah barang bukti yang kami sita sebelumnya,’’ kata mantan Kabareskrim Polri itu.
Berdasar informasi, 800 jenis narkoba baru beredar di Tiongkok. Kondisi tersebut dinilai membahayakan. Sangat mungkin barang haram itu masuk ke Indonesia. Sebab, masih banyak warga Indonesia yang mengonsumsi narkoba.
Sementara itu, Edwin mengaku telah melakukan transaksi narkoba sebanyak tiga kali. Sabu-sabu tersebut diperoleh dari Malaysia.
Upah yang diberikan bandar berbedabeda, bergantung pada jumlah barang yang dikirim. Per satu kilogram, Edwin mendapat Rp 1 juta. Dia sebenarnya sadar bahwa pekerjaannya melanggar hukum. ”Saya minta maaf atas perbuatan yang saya lakukan,” ujarnya. (ian/c18/ano)