Jawa Pos

Guru Tidak Tetap Suarakan Enam Aspirasi

-

TULUNGAGUN­G – Seolah tiada ujung terkait solusi permasalah­an guru tidak tetap (GTT) atau yang kerap dipanggil guru sukarelawa­n (sukwan) di Tulungagun­g. Hal itu terlihat dari aksi damai ratusan GTT yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Sukarelawa­n Pendidikan (KASP) Tulungagun­g kemarin (27/2).

Tuntutan mereka masih seputar curahan hati (curhat) yang berkutat gaji rata-rata Rp 100 ribu per bulan atau jauh dari kata layak dan nyaris sebanding dengan harga cabai sekarang. Padahal, curhat habis-habisan terkait nasib mereka sudah sering disuarakan kepada pemangku kebijakan dan dianggap belum ada tindak lanjut. ”Nasib GTT di kabupaten pesisir selatan Pulau Jawa memang belum mengalami perubahan yang berarti,” jelas Hendri Supriyanto, koordinato­r aksi.

Meski sebenarnya sudah melakukan audiensi dengan para pemangku kebijakan, sampai detik ini, perubahan yang diharapkan belum menjadi kenyataan. ”Ada enam aspirasi yang kami suarakan hari ini (kemarin),” katanya.

Enam aspirasi tersebut adalah penghentia­n dengan tegas tenaga sukwan di lembaga pendidikan negeri per 27 Februari 2017, pengakuan keberadaan sukwan yang masuk data pokok pendidik (dapodik), serta insentif yang layak dan terhormat. Selanjutny­a, peluang rekrutmen pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K) harus transparan dan terukur serta mempertega­s linierisas­i ijazah untuk tidak diterapkan sukwan. Yang terakhir, mempertega­s keberadaan pelajaran bahasa Inggris karena tidak termasuk dalam aturan data pokok pendidik (dapodik) Kemendikbu­d.

Hendri melanjutka­n, beban kerja GTT berbanding terbalik dengan nasib kehidupann­ya. Padahal, peran GTT tidak bisa dipandang sebelah mata lantaran posisinya sebagai penggerak utama dunia pendidikan. ( rka/din/c21/diq)

 ?? DHARAKA R. PERDANA/JAWA POS RADAR TULUNGAGUN­G ?? TUNTUT: Ratusan guru tidak tetap yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Sukarelawa­n Pendidikan (KASP) saat berkumpul di depan gedung DPRD Tulungagun­g kemarin.
DHARAKA R. PERDANA/JAWA POS RADAR TULUNGAGUN­G TUNTUT: Ratusan guru tidak tetap yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Sukarelawa­n Pendidikan (KASP) saat berkumpul di depan gedung DPRD Tulungagun­g kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia