STRES DAN WASWAS BISA JADI PEMICU
Tinggi rendahnya resiko kanker payudara pada wanita bergantung pada faktor-faktor tertentu. Karena itu, pemahaman terhadap faktor yang bisa meningkatkan resiko munculnya kanker payudara harus terus ditingkatkan.
KONSULTAN Hematologi Onkologi Medik Siloam Hospitals Surabaya Prof Dr dr Ami Ashariati, SpPD-KHOM, FINASIM mengatakan, kanker payudara masih menjadi jenis kanker yang paling banyak diderita wanita di dunia. Dilihat dari jumlah penderita, Indonesia menempati peringkat kedua.“Satu dari delapan wanita di dunia punya potensi besar mengidap kanker payudara,” kata dr Ami.
Sampai saat ini jumlah penderita kanker payudara terus meningkat khususnya pada wanita berusia 40- 45 tahun. Pertumbuhannya berkisar 2 persen pertahun. Penyebab kanker memang belum bisa dipastikan namun terdapat beberapa faktor resiko yang bisa dijadikan ‘lampu kuning’ bagi kaum wanita.
Menurut dr Ami, para wanita sejak dini harus memahami beberapa kondisi yang bisa meningkatkan faktor resiko kanker payudara.”Seperti mestruasi dini, terlambat menopause, penggunaan pil KB yang berlarut-larut, aktifitas fisik yang kurang, serta obesitas pada postmenopause,” terangnya.
Bukan itu saja, faktor emosional juga bisa mendorong munculnya kanker payudara. Karena itu, ia menyarankan agar para wanita bisa menjaga emosi dan tidak gampang stres.”Pekerjaan dengan tingkat kekhawatiran tinggi, sering waswas, bisa menjadi penyebab munculnya kanker,” tukasnya. Dokter yang pernah mengikuti course
medical oncology di Osaka pada 1994 ini memaparkan, resiko terkena kanker payudara menjadi tiga kali lipat jika ditemukan ibu atau saudara kandung ( first degree relative) yang menderita kanker payudara. Demikian juga jika terdapat keluarga dengan riwayat terkena kanker endometrium, ovarium, dan korektal.
Untuk mengurangi faktor resiko terkena kanker payudara, masyarakat harus senantiasa menjaga kesehatan, seperti mengonsumsi nutrisi yang seimbang, tidur cukup minimal 6-8 jam perhari, serta olahraga teratur.”Hindari gaya hidup yang kurang sehat seperti mengonsumsi alkohol,” sarannya.
Para wanita sebaiknya juga mulai melakukan pemeriksaan terhadap kanker payudara secara mandiri, atau dikenal dengan istilah sadari (periksa payudara sendiri). Lakukan pengamatan menyeluruh apakah terdapat benjolan atau luka di payudara dan ketiak. Jika terdapat nipple
discharge atau kulit yang berubah seperti kulit jeruk segera konsultasi ke dokter.
Agar lebih akurat, bisa dilakukan pemeriksaan laboratorium dan imaging di Siloam Hospitals Surabaya yang memiliki berbagai fasilitas komprehensif serta tim ahli. Di Siloam, tim dokter spesialis saling berintegrasi.
Tak hanya tim medis, Siloam Hospitals Surabaya juga mengembangkan pelayanan pengobatan melalui kemoterapi dengan ketersediaan ruang khusus. Durasi kemoterapi bisa berlangsung antara 3 jam hingga 2 hari selama 6- 12 bulan. Kisaran waktu ini tentatif sesuai dengan kondisi pasien.
Jika tidak terlalu lama, pasien bisa langsung pulang dan tidak perlu rawat inap. Namun bagi yang menginap, Siloam Hospital Surabaya menyediakan enam tempat tidur serta satu kamar VIP yang terintegrasi dengan ruangan dokter, serta bagian farmasi. Sebagai bentuk atensi terhadap masyarakat, Siloam Hospitals Surabaya mengadakan promo medical
checkup untuk skrining kanker (nad/wir)