Pembelajaran Guru Kreatif dan Inovatif
PENDIDIKAN menurut Lester Frank Ward (1883) merupakan sarana perbaikan masyarakat. Pernyataan tersebut dapat diartikan, pendidikan merupakan sarana untuk menjadikan masyarakat unggul. Karena itu, dibutuhkan pendidikan yang terkonsep dengan baik.
Pada 2016, Indonesia memasuki era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Konsep berpikir sederhana dalam dunia pendidikan, contohnya, lulusan pendidikan di Indonesia, harus minimal setara dengan negara anggota MEA. Mengapa demikian? Sebab, pendidikan merupakan media pembangun sumber daya manusia sebagai syarat utama masyarakat unggul.
Berdasar dua pernyataan di atas, pembelajaran tidak boleh terlepas dari pembentukan karakter, skill, knowledge, dan perubahan mindset siklus belajar ( learning cycle). Yakni, exploring, planning, doing, communicating, dan reflecting yang bermuara pada pembelajaran berbasis project. Untuk memenuhi target tersebut, dibutuhkan guru yang kreatif, inovatif, serta kurikulum yang mengakomodasi hal-hal di atas.
Setiap membaca Metropolis Jawa Pos, khususnya rubrik Edukasi (Gerakan Budaya Literasi) yang digagas Dinas Pendidikan dan Kebudayan Kabupaten Sidoarjo, telah kita dapati bahwa sekolah-sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo memiliki guru kreatif dan inovatif ser ta kurikulum yang kompetitif.
SMP Bilingual Krian yang berada di bawah naungan Yayasan Al-Amanah mampu mengelaborasi kurikulum nasional dengan kepondokan. Sekolah Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo mengelaborasi kurikulum nasional dengan kurikulum Sekolah Pembangunan Jaya ( science, liberal art, sustainable eco development, dan entrepreneurship). Keduanya merupakan contoh sebagian sekolah di Lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo Oleh: Arif Susanto, M.Pd * dengan kurikulum yang siap menghadapi tantangan.
Kurikulum yang terkonsep dengan baik itu mampu terlaksana jika terdapat guru yang kreatif dan inovatif. Guru dituntut mampu menginte- grasikan mata pelajaran yang diampu dengan mata pelajaran lain serta kehidupan sekitar sehingga pembelajaran menjadi lebih aplikatif.
SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo menerapkan metode belajar OLA ( outdoor learning activity). Pelajar turun langsung ke lapangan untuk mempraktikkan ilmu yang mereka dapat. SMK 1 Krian dengan digital smart class mengubah cara belajar siswa yang semula berbasis pembelajaran umum menjadi berbasis teknologi modern. (baca Edukasi, Jawa Pos, 18 Oktober 2016).
SMP Ulul Albab Taman menerap kan pengajaran public speaking de ngan bermain drama meng- gu nakan dua bahasa, Inggris dan Arab ( baca Edu kasi, Jawa Pos, 7 Februari 2017). Se kolah-sekolah ter sebut merupakan beberapa con toh sekolah yang telah mampu menunjukkan kesiapan da lam menghadapi persaingan global.
Guru yang kreatif dan inovatif didukung kurikulum yang terkonsep dengan baik, kiranya, bisa menjadi jawaban atas tantangan pendidikan masa kini. Selamat mengajar, selamat mencetak generasi unggul! Masyarakat Indonesia unggul! Bangga Sidoarjo! (*) Guru SMA Pembangunan Jaya 2 Gedangan Sidoarjo