Empat Remaja Tepergok Mesum
Digerebek Pol PP di Kawasan Betiring
GRESIK – Dua pasang mudamudi tertunduk malu. Saat empat remaja itu digiring petugas pol PP ke mobil patroli, semua mata menatap tajam. Mereka tepergok sedang mesum.
Kemarin (26/2) Anggun, 20, menutupi wajahnya dengan rambut hitamnya yang sepunggung. Heni, 21, menyembunyikan wajahnya di balik jaket biru tua. Anggun dan Heni adalah perempuan asal Balongpanggang. Anggun berpasangan dengan Fajar, 22, asal Duduksampeyan. Adapun Heni bersama pemuda asal Duduksampeyan bernama Jamal.
Dua pasangan bukan muhrim itu tepergok saat memuaskan nafsu di Betiring, Kecamatan Cerme. Betiring dikenal sebagai kawasan merah atau prostitusi liar di Kota Pudak.
Sekitar pukul 21.00 Minggu (26/2) puluhan anggota Pol PP Gresik bergerak menuju ke Gresik Selatan. Sasarannya adalah warung pangku yang dilengkapi fasilitas karaoke. Kasi Ops Jonter Simanjuntak memimpin pasukan menyusuri kawasan Cerme, Benjeng, dan Balongpanggang. Dari situ, berbagai peralatan musik disita.
Nah, ketika memasuki Cerme, satuan penegak peraturan daerah itu mendapat laporan. Ada sejumlah pekerja seks komersial (PSK) yang mangkal di kawasan Betiring. Mereka langsung merangsek. Ketika menggerebek kamar, petugas menemukan dua pasangan mesum yang sedang indehoi.
’’Ada juga tiga PSK yang menunggu lelaki hidung belang. Mereka kami amankan,’’ kata Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Umum dan Perlindungan Masyarakat Pol PP Gresik Agung Endro Dwi Setyo Utomo kemarin.
Tiga PSK itu, tambah dia, diperiksa dinas kesehatan. Sebab, dalam berbagai razia, petugas menemukan perempuan yang mengidap HIV/AIDS. ’’Mereka tadi pagi (kemarin) dikirim ke liponsos di Kediri,’’ ucap Agung.
Bagaimana dengan dua pasangan mesum tersebut? Agung mengatakan, mereka dibina dan diminta meneken surat pernyataan tidak mengulangi perbuatan mesum lagi. ’’Orang tua segera kami panggil. Bila tertangkap lagi melakukan perbuatan asusila, mereka akan diproses ke pengadilan,’’ tegasnya.
Di sisi lain, kawasan-kawasan yang selama ini jadi sorotan publik segera ditata. Salah satunya, kawasan Jalan Fatimah binti Maimun, sekitar Telaga Ngipik. Pemkab bakal menata ulang warung-warung di sana. Sebab, warung-warung itu tidak berizin. Keberadaannya pun sering memicu keprihatinan masyarakat Kota Santri. Sebab, beberapa warung menyediakan layanan plusplus. (yad/ris/c15/roz)