Jawa Pos

Gizi Buruk, Bayi 9 Bulan Meninggal

Karena Menderita Kelainan Bawaan

-

GRESIK – (PMT). Sebab, Reva masih dalam kondisi menyusu.

Kondisi Reva semakin drop. Hingga akhirnya, Reva harus dilarikan ke neonatus intensive care unit (NICU) RSUD dr Soetomo pada 18 Februari lalu. Reva mengalami komplikasi paru. BB Reva juga turun drastis. Setelah sempat menyentuh angka 4,2 kilogram, BB Reva turun menjadi 3 kilogram. Kelainan jantung dan komplikasi paru menghambat pertumbuha­nnya. ”Akhirnya Reva meninggal Minggu kemarin (26/2),” terang Sukadi.

Sebelumnya, kasus kematian bayi gizi buruk juga terjadi di Kecamatan Sidayu. Namun, bayi malang bernama Mohammad Firman Alfirois itu tidak memiliki kelainan bawaan. Pola asuh yang salah menjadi penyebab status gizinya buruk. ”Sejak kecil tidak pernah mendapat ASI eksklusif. Langsung susu formula,” ungkap Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik dr Ummi Khoiroh.

Mantan kepala seksi kesehatan ibu anak dan keluarga berencana itu menyebut, kelainan bawaan tidak selalu menjadi penyebab gizi buruk. Namun, sangat mungkin mengakibat­kan pertumbuha­n tidak maksimal. ”Proses penyerapan vitamin dan unsur lain dari makanan jadi tidak maksimal,” terangnya.

Ummi meyebut ada beberapa faktor penyebab kelainan bawaan. Salah satunya faktor genetis atau keturunan. Kelainan bawaan juga disebabkan pola konsumsi selama hamil. Misalnya konsumsi obat sembaranga­n. ”Bisa dicegah dengan periksa kehamilan rutin. Pertumbuha­n janin bisa diketahui sejak dini,” papar alumnus Fakultas Kedokteran Universita­s Airlangga itu.

Ummi menyebutka­n, tren kasus gizi buruk sejatinya sudah turun. Berdasar catatan dinkes, pada 2015, ada 137 bayi yang menderita gizi buruk. Sedangkan tahun lalu jumlah bayi gizi buruk hanya 126 jiwa. ”Perlu dukungan berbagai pihak agar kasusnya bisa ditekan,” ujar Ummi. ( adi/c17/ai)

 ?? ADI WIJAYA/JAWA POS ??
ADI WIJAYA/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia