Warna Alami Menawan yang
Proses Pewarnaan Batik dengan Tumbuhan
SURABAYA – Kenapa batik begitu istimewa, salah satunya karena warnanya. Proses pewarnaan batik memang semakin berkembang, tetapi yang menggunakan tumbuh-tumbuhan akan menciptakan warna lebih cantik dan menawan.
Itulah yang ingin disampaikan ke pengunjung dalam pergelaran Batik Bordir & Aksesoris Fair 2017. Tema pameran yang tahun ini merupakan penyelenggaraan ke-12 adalah The Amazing Natural Colors of East Java. Setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing. Begitu juga dengan pewarnaan alami yang digunakan. ’’Kami ingin menunjukkan, kekayaan warna alam ini lho ada di Jawa Timur,” ungkap Wakil Ketua Asosiasi Perajin Batik Jawa Timur (APBJ) Wirasno dalam jumpa pers di Hotel Aria Centra kemarin (28/2).
Batik dipamerkan dalam berbagai produk. Selain kain, ada batik yang sudah diproses menjadi pakaian. Jenis busana pun dibuat beragam. Mulai kasual, gaun, hingga pakaian formal. ’’Batik yang dipamerkan bukanlah batik
printing, tapi benar-benar warna alami,” katanya.
Dari APBJ sendiri, salah satu pewarnaan alami yang akan ditampilkan adalah indigo. Kemarin (28/2) Sekretaris APBJ Arty Israwan mencontohkan batik yang menggunakan pewarna alami indigo. Warna biru batik di pe roleh dari daun ta rum yang di bu suk kan selama 3–4 hari. Lalu, mereka menggunakan gula aren sebagai reduktornya.
’’Air dari daun yang dibusukkan ini dicampur dengan air kapur,” katanya. Campuran tersebut diendapkan selama dua hari. Barulah hasil endapan itu ditambahkan gula aren. Arty menjelaskan warna yang dihasilkan terlihat natural. Meski prosesnya lebih lama, kualitas warna yang dihasilkan lebih bagus. Apalagi, pewarnaannya tidak merusak lingkungan sekitar. ’’Inilah yang menjadi nilai tambahnya,” ungkap Arty.
Selain pewarnaan alami indigo dari daun tarem, ada batik dari warna kayu mahoni. Tepatnya, pewarnaan diambil dari kulit kayu. Ini menghasilkan kombinasi batik berwarna hitam dan cokelat. ’’Warna-warna alami lebih beragam dan banyak sekali,” tambahnya. Perawatannya juga terbilang lebih mudah.
Ajang tahunan ini dijadikan event unjuk aksi bagi perajin maupun pengusaha batik. Mareka dapat menunjukkan keunggulan produk masing-masing. Begitu juga dengan Persatuan Pengusaha Bordir Jawa Timur (Persadir). ’’Banyak sekali produk bordiran yang akan ditampilkan. Salah satunya tas seperti ini,” kata Ketua Bidang Promosi Persadir Siska Sumartono. Batik Bordir dan Aksesoris Fair 2017 akan diselenggarakan di Grand City pada 10–14 Mei mendatang.
Bagi perancang busana, batik pun memberikan inspirasi yang tak habis-habis. Yussi Martha salah satunya. Dia kerap bereksplorasi dengan batik dari berbagai kota. Saat ditemui kemarin (28/2), perempuan 51 tahun itu memamerkan rancangan busana pesta dengan kombinasi campuran kain Nusantara.
Baju pesta yang dikenakan ketiga model meliputi kombinasi batik sogan Solo, batik Cirebon, dan Jogjakarta. Rancangannya menggunakan batik tulis dan
printing dengan pewarnaan sintetis. ”Kain batik memiliki warna yang beragam, tapi cenderung hangat. Saya paling suka warnawarna sogan,” terangnya.
Desain busana pesta dirancang dengan potongan lurus. Hal tersebut memudahkan batik berbaur dengan model busana yang lebih modern. Potongan lurus tampak pada setelan lengan panjang batik bermotif parang dan celana lurik. Sedangkan detailnya dibuat dari bordir tempel yang menghiasi bagian kancing dan dada. Untuk tenun, ibu tiga anak itu memainkan kesan dramatis dari
cape yang didominasi warna ungu. Untaian mutiara dan payet membingkai garis kerah dan perut.