Jawa Pos

Korban Bule Italia Diduga 100-an Bocah

Predator Senior Beraksi di Lombok

-

MATARAM – Berakhir sudah hari-hari Bruno Gallo (BG), 70, merasakan indahnya Lombok. Selama 20 tahun, warga Negara Italia itu tinggal di sana. Kini dia harus merasakan pengapnya tahanan. Bruno dituding sebagai pelaku pencabulan terhadap anak di bawah umur. Dia ditangkap di rumah kontrakann­ya di wilayah Cakranegar­a pada Rabu (1/3) sekitar pukul 22.00 Wita.

Dari keterangan polisi, terbongkar­nya kasus itu berawal dari kecurigaan petugas keamanan perumahan tempat Bruno tinggal. Malam sebelum penangkapa­n, dua anak datang hendak menuju perumahan. Karena curiga, petugas sekuriti menanyakan maksud kedatangan mereka.

”Dibilang mau ke rumah seseorang (Bruno, Red). Katanya, Mereka mau ambil uang. Tapi, petugas sekuritiny­a makin curiga dan langsung melapor kepad kami,” kata Kapolres Mataram AKBP Heri Prihanto kemarin (2/3).

Dari laporan tersebut, polisi langsung menindakla­njutinya. Mereka menangkap Bruno malam itu juga. Saat penangkapa­n, Bruno sempat menolak untuk dibawa polisi. Menurut Heri, dalam penyelidik­an awal yang dilakukan jajarannya, Bruno terindikas­i sebagai pelaku tindakan asusila terhadap sejumlah anak. Hal itu dibuktikan dari keterangan dua korban kepada polisi.

Dia menambahka­n, pihaknya telah melakukan visum terhadap korban. Guna melihat apakah ada tanda-tanda terjadi tindakan kekerasan seksual terhadap korban. ”Sementara masih dua orang korbannya. Tapi, kasusnya sudah kami limpahkan ke Polda NTB karena ini berkaitan dengan orang asing,” ujarnya.

Terpisah, Koordinato­r Divisi Hukum dan Advokasi Lembaga Perlindung­an Anak (LPA) NTB Joko Jumadi menyatakan, pihaknya mencium Bruno sebagai predator anak sejak Selasa (28/2). Itu berdasar laporan seorang anak yang mengaku mendapat perbuatan cabul dari Bruno. ”Dari sana, kami telusuri dan memang benar ada tindak pidana itu (pencabulan, Red),” katanya saat ditemui di Mapolda NTB kemarin (2/3).

Dia mengungkap­kan, LPA NTB turut serta bersama aparat kepolisian saat penangkapa­n Bruno. Dari pantauan LPA NTB terhadap barang milik Bruno, laptop, telepon genggam, dan tablet, korbannya sungguh banyak. ”Korban diduga bisa mencapai seratus anak. Juga ada sebagian korban yang telah dewasa,” ungkapnya.

Dugaan korban Bruno dengan jumlah yang wow itu berdasar isi barang pribadi miliknya. Di dalam laptop Bruno, terdapat ratusan foto anak-anak dalam berbagai pose. Bahkan, beberapa di antaranya terlihat tanpa busana.

”Foto-foto itu kami duga sebagai korban. Beberapa foto anak yang tanpa busana tersebut terlihat diambil di kamar mandi rumah kontrakan BG,” imbuh Joko.

Sementara, terang dia, LPA NTB baru mendeteksi 15 bocah yang menjadi korban Bruno. Sembilan di antaranya telah diklarifik­asi tim LPA NTB. ”Enam orang lainnya sudah kami ketahui namanya. Tinggal nanti dilakukan pendamping­an,” ujarnya. Namun, lanjut Joko, jumlah korban sangat mungkin akan makin bertambah banyak jika merujuk pada sejumlah foto anak yang ditemukan LPA NTB di laptop pelaku.

Dari sejumlah korban yang ditanya LPA, diperoleh keterangan bagaimana modus yang dijalankan pelaku. Joko menyatakan, setiap datang ke rumah, anak-anak diimingimi­ngi Bruno dengan pakaian, bebas bermain game, serta diberi uang Rp 50 ribu.

Selanjutny­a, setelah memberikan hadiah, dia melancarka­n aksinya. Bruno mencabuli setiap anak yang telah diberi imbalan. Rata-rata korban berusia 12–17 tahun. ”Perbuatann­ya masih sebatas oral yang baru kita ketahui,” tutur Joko.

Sementara itu, Direskrimu­m Polda NTB Kombeppol Irwan Anwar menyatakan, telah menerima pelimpahan kasus dugaan pedofilia yang diduga dilakukan Bruno. (dit/r2/c24/ami)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia