Jawa Pos

Bertemu dengan 36 Tokoh Islam

-

Dengan didampingi Presiden Joko Widodo, raja berusia 81 tahun itu melakukan salat Tahiyatul Masjid dua rakaat.

Dibangun mulai 1961, Istiqlal baru diresmikan pada 22 Februari 1978. Situasi politik dan ekonomi saat itu menjadi penyebabny­a. Rombongan Jokowi dan Raja Salman tiba di Istiqlal pukul 14.15.

”Saya sangat bahagia bisa berkunjung ke salah satu rumah dari rumah-rumah Allah yang menyebarka­n ilmu keislaman yang agung dan menjadi pusat syiar Islam di Asia Tenggara. Semoga Allah memberikan balasan sebaik-baiknya kepada para penjaga masjid ini.” Demikian pesan Raja Salman yang ditulis di secarik kertas dalam bahasa Arab.

Penandatan­ganan perjanjian kerja sama juga dilakukan pada hari kedua kunjungan rombongan raja Saudi kemarin. Ada empat perjanjian baru terkait dengan peningkata­n kerja sama kedua negara yang kemarin diteken Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama organisasi serupa dari Saudi, The Council of Saudi Arabia Chambers of Commerce and Industry. Memorandum of understand­ing (MoU) itu ditandatan­gani Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani dan Vice Chairman The Council of Saudi Arabia Chambers of Commerce and Industry Showimy A Aldossari.

Kesepakata­n yang tertuang dalam empat MoU tersebut adalah peningkata­n kerja sama di sektor properti, energi, kesehatan, serta haji dan umrah. ”Total nilai MoU kurang lebih USD 2,4 miliar. Di antaranya adalah kerja sama antara PT Wijaya Karya dengan salah satu perusahaan di Arab Saudi untuk membangun 8 ribu rumah di Arab Saudi. Tahun ini akan mulai diproses. Mudahmudah­an tahun depan sudah mulai realisasi,” jelas Rosan.

Mengenai detail kerja samakerja sama tersebut, dia masih enggan bercerita lebih jauh. ” Yang jelas, untuk pembanguna­n pe- rumahan itu, nilai investasin­ya mencapai USD 2 miliar, health care investasin­ya sekitar USD 100 juta, sisanya belum diketahui besarannya,” tambahnya.

Ketua Komite Timur Tengah Kadin Indonesia Fachry Thaib menyatakan, MoU tersebut masih menjadi langkah awal. Artinya, belum ada realisasi yang ditempuh. ”Dengan kedatangan Raja Salman, kami mengharapk­an MoU tersebut dapat bergulir. Mudah-mudahan investasin­ya beneran datang. Soal implementa­si itu, pasti masih lama,” ujarnya.

Sementara itu, selain berkunjung ke Istiqlal, Raja Salman kemarin menjalani serangkaia­n kegiatan di kompleks istana kepresiden­an. Di Istana Merdeka, raja melakukan pertemuan dengan 36 tokoh Islam. Sebelum pertemuan, Raja Salman bertemu dengan anak dan cucu Presiden Soekarno. Yakni, Presiden Ke-5 RI Megawati Soekarnopu­tri dan Menko PMK Puan Maharani.

Dalam pertemuan sekitar 15 menit itu, Raja Salman mengapresi­asi penyambuta­n dirinya di Indonesia. ”Saya merasa sambutan Presiden Joko Widodo, apalagi bisa bertemu anak dan cucu Presiden Soekarno ini, merupakan satu bentuk sejarah yang semakin erat dengan Arab Saudi,” ujar Raja Salman sebagaiman­a ditirukan Puan.

Pertemuan dengan tokoh Islam juga berlangsun­g singkat, tidak sampai setengah jam. Di antara 36 orang, ada tiga tokoh yang berkesempa­tan menyampaik­an pendapat kepada Raja Salman. Yakni, Ketua MUI KH Ma’ruf Amin, Ketua PP Muhammadiy­ah Prof Yunahar Ilyas, serta Habib Luthfi bin Yahya.

Yunahar yang juga Waketum MUI menceritak­an jalannya per temuan tertutup antara Presi den Jokowi, Raja Salman, ser ta pimpinan or mas Islam kemarin (2/3). ”Per tama, Pak Jokowi menyampaik­an pengantar singkat,” ungkapnya.

Untuk memudahkan komunikasi, disiapkan alat penerjemah untuk setiap peserta. Setelah Jokowi menyampaik­an arahan, giliran Raja Salman mengutarak­an sambutan singkat. Isinya tentang sambutan hangat masyarakat Indonesia serta agenda kerja sama di berbagai bidang.

Baru setelah itu Jokowi mempersila­kan tiga wakil ormas menyampaik­an masukan atau gagasan. Karena waktunya terbatas, tidak seluruh pimpinan ormas berkesempa­tan menyampaik­an masukan untuk Raja Salman. ”Pertama, Kiai Ma’ruf Amin mewakili MUI. Beliau berbicara bahasa Arab,” jelasnya.

KH Ma’ruf, antara lain, menyampaik­an harapan supaya Saudi membangun rumah sakit Islam di Indonesia. Kemudian, mendirikan kampus khusus bahasa Arab serta lembaga kajian Islam. Khususnya Islam moderat.

Setelah pertemuan, Raja Salman beranjak ke halaman dalam kompleks Istana Presiden untuk menanam pohon secara simbolis. Acara penanaman pohon itu seharusnya dilakukan di Istana Bogor sehari sebelumnya, tetapi batal karena hujan.

Sebelum masuk lokasi penanaman pohon, Jokowi mengajak Raja Salman berkelilin­g kompleks istana dengan menggunaka­n boogie car. Seperti biasa, Jokowi yang mengemudik­an.

Pohon yang ditanam raja adalah pohon kayu ulin yang merupakan tanaman khas Pulau Kalimantan. Pohon yang juga dijuluki kayu besi itu ditanam di sisi tenggara halaman dalam istana, dekat dengan bangunan Istana Merdeka.

Raja Salman menyekop tanah sekali, lalu melemparka­nnya ke dalam lubang yang telah terisi bibit setinggi 1,5 meter. Kemudian disusul Jokowi yang menyekop tanah.

Setelah seremoni penanaman pohon, Raja Salman langsung kembali ke Hotel Raffles tempatnya menginap. Setelah melepas raja, Jokowi kembali ke pohon dan mulai menyiramin­ya.

”Kayu ulin itu kayu yang paling kuat. Supaya hubungan kita (Indonesia-Saudi, Red) menjadi kuat sekali, sekuat kayu ini,” ujar Jokowi sembari menyiramka­n air dengan gayung. (byu/bil/ wan/agf/dee/c5/ang)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia