Jawa Pos

Soal USBN Lebih Mudah

Kemendikbu­d Titip 25 Persen, Deadline Penyusunan 15 Maret

-

JAKARTA – Soal ujian sekolah berstandar nasional (USBN) dibuat bersama antara guru dan Kemendikbu­d. Sebanyak 25 persen butir soal ujian adalah titipan Kemendikbu­d. Walau begitu, siswa diharapkan tidak menyambut USBN sebagai ujian yang menakutkan.

Selain butir soal ujian titipan pemerintah pusat, ada beberapa faktor yang bisa membuat USBN menjadi horor. Yakni, nilai USBN dikombinas­ikan dengan skor ujian sekolah sebagai pertim- bangan kelulusan siswa. ”Menurut saya, baik ujian nasional (unas) maupun USBN jangan dianggap sebagai hal yang menakutkan,” kata Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbu­d Nizam kemarin (2/3).

Nizam menjelaska­n, meskipun ada 25 persen soal ujian titipan Kemendikbu­d, seluruhnya bukan kategori susah. Guru besar UGM Jogjakarta itu mengungkap­kan, tingkat kesulitan butir soal USBN titipan Kemendikbu­d masuk kategori sedang. Dia berharap siswa tetap tenang dalam belajar dan mempersiap­kan diri menjelang unas serta USBN.

Dia lantas membanding­kan tingkat kesulitan soal USBN dengan unas. Menurut Nizam, porsi soal unas kategori sulit 10 persen. Kemudian, kategori sedang 40 persen dan kategori mudah 50 persen. Porsi tingkat kesulitan itu masih sama dengan unas sebelumnya.

Dari segi jenis soal unas, 40 persen kategori memahami, 40 persen mengaplika­sikan, dan 20 persen menalar. Nizam berharap komposisi tersebut juga diterapkan di USBN. ”Untuk itu, ada pelatihan pembuatan soal USBN yang sampai sekarang masih berjalan,” katanya.

Hingga kini pembuatan soal USBN yang menjadi bagian guru melalui MGMP (musyawarah guru mata pelajaran) masih berlangsun­g. Deadline penyusunan naskah USBN 15 Maret. Pemda dibebaskan dalam pengadaan naskah USBN. Apakah melalui percetakan bersama di setiap kabupaten, kota, atau provinsi. ”Atau sekolah mencetak sendiri dengan dana BOS, juga boleh,” tuturnya.

Sekolah yang menjalanka­n ujian nasional berbasis komputer (UNBK) dapat memanfaatk­an computer untuk USBN. Jika komputer belum siap, boleh juga menjalanka­n USBN berbasis kertas. Intinya, mekanisme pelaksanaa­n USBN dipasrahka­n kepada pemda atau sekolah.

Anggota Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Mansur menjelaska­n bahwa pihaknya sudah diajak MGMP Kimia Kabupaten Lombok Barat untuk ikut menyusun soal USBN kimia. ”Tapi, saya tidak bisa ikut karena masih ada halangan,” jelasnya. Mansur mendapat informasi bahwa kelompok MGMP kimia di Kabupaten Lombok Barat kebagian membuat tujuh butir soal untuk tiga paket soal kimia.

”Satu provinsi juknisnya ada tiga paket soal USBN per mata pelajaran,” kata wakil kepala SMAN 1 Gunungsari, Lombok Barat, itu. Nanti soal ujian dari MGMP kabupaten lain se-NTB dikumpulka­n untuk dirakit menjadi soal USBN. Pelibatan guru dalam pembuatan soal USBN sangat baik. Sebab, guru mengetahui materi yang telah diajarkan. Dia optimistis penyusunan soal USBN rampung sesuai target. (wan/c11/oki)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia