Derby Sempurna Biancocelesti
ROMA – Cukup lama Lazio menjadi tim pesakitan dalam Derby della Capitale. Sejak mengalahkan AS Roma 1-0 dalam final Coppa Italia 2013 di Stadio Olimpico, Lazio tak pernah bisa menang dalam tujuh pertemuan (lima kalah dan dua seri). Semuanya di Serie A.
Baru kemarin (2/3) atau setelah menunggu selama 1.375 hari, Biancocelesti –julukan Lazio– kembali bisa membusungkan dada atas Giallorossi –sebutan AS Roma. Itu seiring kemenangan dua gol tanpa balas dalam leg pertama semifinal Coppa Italia di Olimpico.
Gol-gol Biancocelesti dilesakkan Sergej Milinkovic-Savic (29’) dan Ciro Immobile (78’). Selain dua pencetak gol tersebut, performa impresif kembali ditunjukkan Felipe Anderson dengan kontribusi sekali assistnya. Menjadikan gelandang serang 23 tahun asal Brasil itu sebagai top assist di lima liga elite Eropa ( lihat grafis).
”Saya sampai meneteskan air mata kalau mengingat rasa sakit empat tahun terakhir,” ucap kapten Lazio Lucas Biglia kepada Rai Sport. Biglia tidak ikut merasakan final Coppa Italia. Gelandang bertahan 31 tahun asal Argentina itu baru membela Lazio pada musim panas 2013.
Menurut Biglia, Lazio layak menang karena mampu menunjukkan penampilan sempurna. ”Jika bermain dengan baik, kami pasti mendapat sesuatu yang hebat,” katanya.
Perubahan formasi yang diusung allenatore Simone Inzaghi turut memberi andil dalam kemenangan Lazio di edisi ke-182 Derby della Capitale itu. Inzaghi menanggalkan skema 4-3-3 untuk 3-5-2 demi menangkal 3-42-1 yang dimainkan Giallorossi.
Skema baru itu membuat pertahanan Lazio begitu rapat. Dengan garis pertahanan rendah, Lazio juga mampu memenangi perang di lini tengah. Trio Biglia, Milinkovic-Savic, dan Marco Parolo bermain dominan ketimbang Kevin Strootman dan Leandro Paredes.
Bukan hanya itu, serangan melalui sayap yang menjadi andalan Roma dibuat tak berkutik. Radja Nainggolan dan Mohamed Salah tak mendapatkan banyak arus bola. Suplai ke Edin Dzeko juga tereduksi. Dzeko yang kini memuncaki capocannoniere Serie A dengan 19 gol bersama Gonzalo Higuain ( Juventus) dan Andrea Belotti (Torino) itu pun hanya bisa melakukan sekali shot on target.
”Saya rasa, kami memang me- mainkan taktik dengan sempurna, mengeliminasi crossing AS Roma. Juga, Thomas Strakosha (kiper Lazio, Red) melakukan banyak penyelamatan,” kata Inzaghi seperti dilansir Mediaset Premium. ” Tapi, leg kedua pada April (belum ditentukan 4 atau 5 April waktu setempat, Red) akan berlang sung tak kalah sulit,” sambungnya.
Jika melihat hasil semifinal Coppa Italia dalam lima musim terakhir, banyak keunggulan pada leg pertama yang dibalikkan pada leg kedua. Persentasenya bahkan mencapai 50 persen. Pertemuan Juventus dengan Inter Milan musim lalu contohnya. Juve, yang menang 3-0 pada leg pertama, mampu dibalas Inter dalam pertemuan kedua. Laga kemudian ditentukan lewat adu penalti dan Juve akhirnya menang 5-3.
Statistik itulah yang membuat allenatore Roma Luciano Spalletti yakin bahwa masih ada asa bagi timnya dalam leg kedua nanti. ”Segalanya akan berubah sebulan lagi ( leg kedua, Red),” ungkapnya kepada Football Italia. (ren/c11/dns)