Jawa Pos

Kenangan Sosok Hangat yang Jago Masak

Keluarga Nasution telah menorehkan sejarah tersendiri dalam dunia renang Indonesia. Hal itu tak bisa dilepaskan dari sosok Radja Nasution yang dikenal tegas dan penuh disiplin dalam memimpin latihan. Tetapi, keberadaan­nya kini hanya menjadi kenangan.

- NURIS ANDI PRASTIYO, Jakarta

RUMAH di sudut Bumi Bintaro Permai, Bintaro Sektor I, Tangerang Selatan, kemarin siang (2/3) mendadak ramai. Kediaman Akbar Nasution, mantan perenang nasional, tiba-tiba dipadati stakeholde­r renang Indonesia.

Bukan kemeriahan yang ada dalam keramaian itu. Wajah-wajah penuh duka dan menahan tangis menjadi pemandanga­n yang akrab. Mereka hilir mudik memberikan penghor- matan terakhir buat Radja Nasution, maestro renang Indonesia, yang berpulang kemarin pagi (2/3).

Deretan pejabat dan pengurus PB PRSI, mantan perenang, hingga sanak keluarga hadir di sana. Mendiang berpulang ke pangkuan Yang Mahakuasa setelah berjuang keras melawan komplikasi penyakit diabetes dan stroke ringan. Almarhum menderita penyakitpe­nyakit itu sejak sembilan tahun lalu.

Kevin Rose Nasution, putri keempat Radja, menjelaska­n, dalam tiga pekan terakhir, papanya dirawat di salah satu rumah sakit di Jakarta. ’’Seminggu terakhir sudah home care, tetapi Rabu malam bapak sesak napas, lalu balik ke rumah sakit lagi,’’ ujarnya kemarin.

Namun, segala usaha dari keluarga tidak mampu melawan takdir Ilahi. Kabar duka itu akhirnya tiba tepat pukul 09.35 kemarin. ’’Terlalu banyak kenangan yang kami lalui,’’ tutur Kevin.

Sikap tegas sosok Radja teramat membekas di hati anak-anaknya. Sebagaiman­a diketahui, Radja merupa- kan ayah deretan mantan perenang yang menghuni pelatnas renang Indonesia. Di antaranya Elfira Rosa, Elsa Manora, Maya Masita, Kevin Rose, dan Akbar Nasution.

Sayang, dua di antara lima anaknya, si sulung Elfira dan Maya, tak sempat mengantark­an jenazah ayahnya ke rumah terakhir. Elfira tengah menetap di Amerika Serikat, sedangkan Maya berada di Prancis. Rencananya, mereka dijadwalka­n pulang dalam dua hari ini.

Di antara barisan pelayat, hadir andalan Indonesia pada 1990-an Richard Sam Bera. Richard mengaku kehilangan sosok senior dan panutan. ’’Bang Radja itu orang yang hangat, sama siapa saja selalu ramah. Tapi, kalau sudah di kolam, disiplinny­a luar biasa,’’ bebernya. Richard mengungkap­kan, dirinya belum pernah ditangani langsung oleh almarhum. Tapi, secara pribadi, Richard berkali-kali merasakan keramahan Radja. Salah satu contohnya, almarhum hanya mau dipanggil dengan sapaan bang oleh para penghuni pelatnas.

’’Orangnya ini jago masak. Kalau sudah masak makanan padang, nikmat sekali. Kita di pelatnas sering merasakann­ya saat itu,’’ kenangnya akan sosok Radja.

Almarhum meninggalk­an 5 anak, 1 istri, dan 8 cucu. Salah satu keresahan yang muncul adalah belum adanya penerus trah Nasution yang kembali membela Merah Putih. Tetapi, harapan itu disematkan Elsa Manora Nasution kepada putra terakhirny­a, Naddif Elmar Asyraf Siregar. Elsa melihat ada bakat terpendam pada Naddif meski dia baru berusia 4 tahun.

’’Anak ini aktif. Kami berharap nanti dia melanjutka­n prestasi keluarga di kolam renang,’’ katanya. Radja Nasution merupakan salah satu sosok di balik prestasi renang Indonesia pada 1980an hingga awal 2000-an. (*/c19/ady)

 ?? NURIS ANDI P. - HENDRA EKA/JAWA POS ?? SELAMAT JALAN: Radja Nasution di kolam renang Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, pada September 2013. Foto kanan, Kevin Rose (kiri) dan M. Akbar Nasution di rumah duka kemarin.
NURIS ANDI P. - HENDRA EKA/JAWA POS SELAMAT JALAN: Radja Nasution di kolam renang Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, pada September 2013. Foto kanan, Kevin Rose (kiri) dan M. Akbar Nasution di rumah duka kemarin.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia