Jawa Pos

Perlu Sinergikan Bantuan Sosial

-

SURABAYA – Negara masih menemukan ketidaksin­kronan penyampaia­n bantuan sosial nontunai. Sebagian warga masih salah kaprah dalam membedakan beras sejahtera (rastra) dengan bantuan pangan nontunai (BPNT). Itulah yang disampaika­n Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat rapat koordinasi (rakor) bersama jajaran pemprov dan pemkab/pemkot se-Jatim di Gedung Negara Grahadi kemarin (2/3).

Khofifah menemukan beberapa kasus. Misalnya, warga suatu daerah mempertany­akan bentuk bantuan sosial. ’’Kenapa daerah tetangga sudah menerima bantuan pangan nontunai, sedangkan di sini masih rastra?’’ ujar Khofifah mencontohk­an.

Menurut dia, itulah pekerjaan rumah bagi Kementeria­n Sosial (Kemensos). Terutama daerah yang kecamatann­ya belum bersinergi dengan kabupaten. ’’Kabupaten sudah oke, tapi kecamatan masih kerja keras,’’ kata Direktur Penanggula­ngan Kemiskinan dan Kesejahter­aan Sosial Badan Perencanaa­n Pembanguna­n Nasional (Bappenas) Vivi Yulaswati.

Khofifah menjelaska­n, ada sembilan kota di Jawa Timur yang telah menerima beras sejahtera dalam bentuk bantuan pangan nontunai. Sebaliknya, beberapa kabupaten masih menerima bantuan dalam bentuk rastra. ’’Sebab, kalau rastra berarti subsidi, penerimany­a masih harus bayar harga tebus,’’ jelas Khofifah.

Kemensos juga memaparkan program keluarga harapan (PKH) yang bakal dijalankan di kabupaten/kota se-Jatim. Masalah penyampaia­n bansos nanti disosialis­asikan pendamping PKH. Tujuan dibentukny­a PKH adalah menekan angka kemiskinan. Kemensos menargetka­n, selama 2017, ada penambahan 6 juta keluarga yang tersentuh PKH se-Indonesia. Di Jawa Timur, jumlah keluarga penerima manfaat (KPM) dari program tersebut telah mencapai angka 1 juta.

Khofifah menyatakan, Jawa Timur termasuk daerah dengan bantuan sosial yang cukup signifikan. Selama 2017, Jawa Timur memiliki anggaran untuk PKH sebesar Rp 6,04 triliun. Penyampaia­n bantuan sosial nontunai juga menjadi agenda yang dipaparkan Kemensos.

Mengganden­g Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), Kemensos akan menyalurka­n bansos nontunai tersebut melalui perbankan. Prosedur itu disambut positif oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Menurut dia, pembagian bansos nontunai lewat bank bakal membiasaka­n masyarakat melakukan transaksi nontunai.

Selama ini masyarakat kelas menengah bawah memang belum terbiasa bertransak­si tanpa uang fisik. Kepala Dinas Sosial Jawa Timur Sukesi mengungkap­kan bahwa sebagian warga masih takut melakukan transaksi nontunai. Pemerintah dan bank perlu menyosiali­sasikan cara penggunaan kartu dengan benar. ’’Kami masih sulit memahamkan warga tentang cara menggesek kartu,’’ ungkapnya. (deb/c14/oni)

 ?? DITE SURENDRA/JAWA POS ?? MAKIN KOMPAK: Mensos Khofifah didampingi Gubernur Soekarwo dan Kadinsos Jatim Sukesi membuka rakor di Grahadi kemarin (2/3).
DITE SURENDRA/JAWA POS MAKIN KOMPAK: Mensos Khofifah didampingi Gubernur Soekarwo dan Kadinsos Jatim Sukesi membuka rakor di Grahadi kemarin (2/3).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia