SPORT SCIENCE
Pembinaan atlet Jawa Timur menunjukkan capaian positif. Berbagai prestasi berhasil dipanen. Salah satunya di ajang PON XIX/2016, Jawa Timur menempati posisi runner-up. Hal tersebut tak lepas dari sistem yang dirancang oleh Komite Olahraga Nasional Indones
DEMI membangkitkan kejayaan Jatim di bidang olahraga, KONI Jatim memiliki formula khusus. Di bawah pimpinan Erlangga Satriagung, KONI Jatim menghelat Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) dan merancang program tepat bagi atlet dengan berpilar pada sport science.
”Di Indonesia, saya rasa baru Jawa Timur yang menerapkan sport science secara sistematis. Yang lain mungkin juga menerapkan sport science namun hanya parsial, tidak menyeluruh,” ujar Ketua Umum KONI Jatim Erlangga Satriagung.
Sport science merupakan ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam dunia olahraga yang berguna untuk membantu atlet dalam mencapai puncak performa dengan aman dan lebih terancang. Sport science meliputi tiga pilar utama. Yakni, kesehatan dan gizi, fisik, dan psikologis. Tahun ini, KONI Jatim berencana untuk menambah pilar baru pada konsep sport science, yaitu biomekanik.
” Sport science itu sudah seharusnya dilakukan. Karena kita ingin mencapai prestasi puncak itu by design. Jadi sudah bukan zamannya lagi kalau hanya mengandalkan bakat atlet,” ujar pria yang juga mantan atlet aeromodeling itu. Keputusan KONI Jatim dalam menerapkan sport science merupakan keputusan tepat. Meski baru diterapkan pada 2014, sport science mampu menghasilkan prestasi membanggakan bagi Jawa Timur dan terbukti konsisten.
”Kalau sudah berbasis sport science, tidak ada istilah naik turun lagi. Semua lebih terukur jadi bisa lebih konsisten,” jelas Erlangga.
Salah satu prestasi gemilang yang diraih oleh atlet yang berlaga pada ajang PON XIX/2016 di Jawa Barat. Jawa Timur menempati posisi runner-up dengan perolehan total medali mencapai 405 medali yang terdiri atas 132 medali emas, 138 perak, dan 135 perunggu. Bahkan, beberapa atlet berhasil memecahkan rekor, baik rekor PON, nasional, dan Asia berkat dukungan sport science.
Wakil Ketua IV KONI Jatim M Nabil menjelaskan, konsep sport science terinspirasi beberapa negara yang memiliki prestasi gemilang di dunia olahraga internasional, terutama Australia Barat, mulai metodologi, program latihan, sistem, seleksi hingga pelatihan diadaptasi dari Australia Barat.
”Di Australia Barat, konsep itu sangat luar biasa. Pemerintah pun ikut berperan sehingga semua menjadi terukur. Kita dapat banyak pelajaran dari mereka,” tambahnya.
Jajaran sport scientist yang dimiliki KONI Jatim cukup lengkap mulai tim fisik (Australia Barat), tim psikologi (Unair dan Unesa), serta ahli gizi (Unair). Bahkan, dalam penanganan atlet cedera, KONI Jatim menyerahkan sepenuhnya kepada sport clinic yang berada di bawah penanganan para ahli medis.
Dalam mempersiapkan atlet untuk berlaga dalam ajang PON, KONI Jatim juga menerapkan program pemusatan latihan daerah atau Puslatda. Sebelumnya, para atlet yang terpilih akan diseleksi dan diperiksa secara komprehensif.
”Mulai dari kesehatan dan gizi, fisik, hingga psikologis semua diperiksa. Untuk kesehatan gizi dan fisik, kami tidak hanya menghitung hasil saat tes berlangsung, tapi juga menghitung kesehatan atlet untuk ke depan akan seperti apa. Jadi, dokter bisa memberikan laporan tentang prediksi kondisi atlet akan seperti apa,” kata Nabil.
Guna mempersiapkan atlet yang siap bertanding di sebuah ajang besar seperti PON, KONI Jatim selalu memonitor kondisi para atlet. Bahkan, pola latihan, pola makan, pola istirahat, hingga pola hidup pun intens diperhatikan oleh para sport scientist.
”Setiap bulan kita ada tes kesehatan dan fisik untuk mengontrol atlet. Jika ada atlet yang sesuai dan memenuhi standar yang kami terapkan, maka dia bisa dapat reward,” ujar Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi KONI Jatim Irmantara Subagio.
Para atlet juga mendapat fasilitas lengkap selama menjalani Puslatda. Mulai dari fasilitas dana pembinaan, fasilitas pengembangan skill, hingga reward bisa mereka dapatkan.
Ke depan, KONI Jatim akan menyempurnakan formulasi untuk menggenjot prestasi Jawa Timur. Di antaranya menyempurnakan konsep sport science dan melakukan persiapan PON 2020 dengan menggelar puslatda lebih awal serta menciptakan sentralisasi puslatda dan meningkatkan kompetensi atlet dan pelatih.