Jawa Pos

AYO TUNTASKAN DI FINAL, REK!

-

TIM lolos ke final four. Berpelesir ke Bali dan kemudian... menikah. Itulah ’’skenario’’ indah yang berusaha diwujudkan Jaimie Thibeault sampai Agustus nanti. ’’Kalau kami berhasil lolos ke

itu akan menjadi kado terindah buat pernikahan kami,’’ kata klub Proliga Jakarta BNI Taplus tersebut.

Agustus mendatang pebola voli 27 tahun asal Kanada itu memang berencana mengesahka­n statusnya sebagai Mrs Dallas Soonias. Sebagaiman­a Thibeault, calon suaminya pun berprofesi sebagai pebola voli.

Soonias yang merupakan pebola voli nasional Kanada itu, kata Thiebault, berencana mendamping­inya di sisa Proliga musim ini. ’’Saya pikir, saya sudah menemukan seseorang yang tepat,’’ jelas Thibeault tentang tambatan hatinya itu.

Thibeault tidak sabar memamerkan keindahan dan keramahan Indonesia kepada sang kekasih. Mereka juga akan ke Bali setelah Proliga berakhir. (tif/c15/ttg) ARCAN IURIE SLEMAN – Apa yang dicari sebuah tim dari turnamen pramusim hampir semuanya sudah didapat Persebaya Surabaya dari Dirgantara Cup. Mulai terujinya organisasi permainan, tekanan mental ketika tertinggal dulu, dampak rotasi pemain, sampai kelemahan yang terbaca saat mengalami kekalahan. Hampir semua, kecuali satu ’’bonus’’ yang masih harus diburu malam ini: gelar. Dalam partai puncak di Stadion Maguwoharj­o, Sleman, Persebaya akan kembali berhadapan dengan lawan yang menundukka­nnya di laga terakhir fase grup, Cilegon United (4/3).

’’Melawan Cilegon United memang tidak mudah. Tapi, setidaknya, kami sudah mengerti alur permainan mereka,’’ kata Iwan Setiawan, pelatih Persebaya.

Bagi tim seperti Persebaya yang empat tahun tidak berkompeti­si, bisa membawa pulang gelar dari turnamen pertamanya setelah kembali disahkan PSSI tentu bakal menjadi bonus yang menyenangk­an. IWAN SETIAWAN

1

Akan menggenjot konfidensi seluruh anggota tim.

Juga bisa menjadi bekal berharga untuk menyongson­g kancah Liga 2 (dulu Divisi Utama). Plus, semacam sepadan atas loyalitas para pendukungn­ya selama ini. Dan, untuk perubahan ke arah profesiona­litas yang dilakukan manajemen baru.

Tapi, seperti dikatakan Iwan, bonus itu tidak akan dengan mudah didapat. Sebab, lawan yang dihadapi merupakan tim yang solid dan punya kekuatan mental. Tangguhnya nya mental Cilegon United terlihat dari gigihnya mereka saat mengejar ketertingg­alan dari Persebaya di pertemuan pertama dan kemudian berbalik menang.

Permainan tim polesan Arcan Iurie itu cenderung menunggu kesempatan atau lengahnya lawan.

Menurut gelandang Persebaya Rendi Irwan, lini belakang Cilegon United tampil cukup pintar dengan tidak terlalu menjaga ketat pergerakan dirinya dan rekan setim.

Mereka memilih menunggu saat lawan hendak melakukan spekulasi tendangan ke arah gawang dengan cara mengeblok. ’’Kami harus lebih telaten saat berjumpa mereka (Cilegon United). Jangan sampai terpancing untuk mengikuti permainan mereka seperti di pertanding­an di fase grup,’’ ujar Rendi.

Persebaya, lanjut Iwan, juga masih memiliki kelemahan yang kerap muncul, yakni antisipasi l lini belakang terhadap umpan silang. Gol pertama Cilegon United oleh Jalwandi di laga fase grup adalah buktinya. Padahal, postur duet bek tengah Syaifuddin-Andri cukup tinggi. Kabar baik bagi Persebaya, hasil

tadi di malam memutuskan­an untuk melakukann pemutihan kartu u kuning. Otomatis bek ek kanan Abdul Aziz z dan gelandang Oktafianus­ktafianus Fer nando o yang sempat divonis tak bisa main karena akumulasi bisa turun lagi.

Ovan pun menyatakan gembira mendengar kabar itu. Apalagi, di final hari ini, sang kakak berencana datang untuk menonton. ’’ lucu kalau ternyata saya tidak jadi main,’’ kata mantan gelandang Persita Tangerang itu. Dengan bisa bermainnya Aziz dan Ovan, praktis Gre Green Force –julukan Per Persebaya– bakal turun d dengan kekuatan penuh. Itu berbeda dengan ketika mereka kalah 1-2 dari Cilegon United dal lam fase grup. Ketika itu itu, Iwan melakukan rotasi dengan menyimpan sejumlah pilar yang biasa menghuni

Meski demikian, kekalahan di fase grup itu memberikan pelajaran penting kepada Persebaya, terutama terkait dengan koordinasi pertahanan.

Hasilnya, di semifinal, Persebaya bisa menundukka­n Persibo tiga gol tanpa balas. Dalam laga tersebut, soliditas pertahanan lebih terjaga. Organisasi permainan juga lebih rapi.

Tapi, tentu Arcan Iurie, pelatih Cilegon, juga sudah mengantong­i kelebihan dan kekurangan Persebaya. Mantan pelatih Persija Jakarta dan Persib Bandung itu telah pula mewanti-wanti pasukannya agar tak silau dengan kemenangan di pertemuan pertama.

Menurut dia, pertanding­an sesungguhn­ya adalah hari ini. ’’Kami tidak pernah menargetka­n juara di sini (Dirgantara Cup). Namun, bila akhirnya kami bisa menembus final, tidak ada alasan lagi untuk mundur,’’ kata pelatih yang juga pernah membesut Persebaya itu. (io/c19/ttg)/ g)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia