Jawa Pos

Hentikan Peredaran Permen Keras

Pemkot Bawa Sampel ke BBPOM

-

SURABAYA – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharin­i menginstru­ksi seluruh jajaran agar menghentik­an peredaran permen keras merek Penguin dari seluruh toko kelontong di Surabaya. Permen berbentuk dot bayi tersebut ditengarai mengandung narkoba dan tengah diuji di Laboratori­um Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Surabaya.

Sejak Senin hingga Selasa (7/3), petugas satpol PP merazia peredaran permen tersebut di tiap-tiap kecamatan di Surabaya

Sasarannya adalah toko-toko kelontong maupun penjual permen eceran di lingkungan dekat sekolah. Permen tersebut diketahui banyak dikonsumsi.

Kemarin Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya mulai memasukkan sampel permen hasil razia ke BBPOM. Hasilnya diperkirak­an keluar paling cepat Kamis (9/3). ’’Karena belum ada hasil yang keluar, yang bisa kami lakukan adalah ngusir dulu. Supaya tidak jual di sekolah,’’ ujar Risma saat ditemui di balai kota kemarin.

Risma menyatakan, saat ini hanya kebijakan tersebut yang bisa diambil pemkot. Jika hasil uji keluar, pihaknya baru bisa melakukan tindakan selanjutny­a.

Meski dicurigai mengandung narkoba, permen produksi Tiongkok tersebut ternyata memiliki nomor register BPOM RI. Saat Jawa Pos mengecek ke situs BPOM, izin makanan dan minuman masih berlaku hingga 2018.

Sementara itu, beberapa kecamatan melakukan razia. Salah satunya, Kecamatan Wonokromo. Dari razia gabungan satpol PP kota dan kecamatan tersebut, petugas menyita 356 botol permen. Selain itu, petugas kecamatan terjun untuk memberikan pembinaan kepada siswa dan pedagang.

Kasi Ketenteram­an dan Ketertiban Satpol PP Kecamatan Wonokromo Arief Wicaksono menuturkan, hasil terbanyak didapat di sebuah toko di Jalan Jagir, Wonokromo. Toko tersebut merupakan tempat para pedagang kulakan permen keras. Dari toko itu, petugas menyita 13 pak permen dengan total 260 botol. ’’Kami belum bisa menindak karena belum pasti. Ini sifatnya antisipasi saja,’’ tuturnya.

Menurut Arief, temuan permen di sekolah hanya berjumlah sembilan. Yakni, tujuh botol ditemukan di TK/ SD Al Furqon Wonokromo dan dua botol di SDN Ngagelrejo. Hasil sitaan terbanyak juga didapat di beberapa toko kelontong di perkampung­an. Namun, Arief menduga masih banyak peredaran permen tersebut di wilayah Wonokromo. ’’Tapi, kita menunggu instruksi, apakah perlu razia lanjutan atau tidak,’’ katanya.

Sementara itu, para pedagang yang kedapatan menjual permen keras memang mengatakan tidak tahu bahwa permen yang dijual mengandung narkoba. Salah satunya, Kholifah. Bahkan, pemilik toko kelontong tersebut sudah lama menjualnya. ’’Setahunan mungkin,’’ ucapnya. Namun, menurut Kholifah, permen tersebut tidak begitu laris. Dalam seminggu, dia hanya bisa menjual 40–60 botol. ’’Paling yang beli anak-anak yang belum sekolah karena lihat bentuknya,’’ ungkapnya.

Meski kandungann­ya belum teruji, beberapa orang tua mulai waspada. Salah satunya, Septi Dwi Winarti. Anaknya yang berusia 6 tahun pernah mengonsums­i permen tersebut. Namun, menurut Septi, tidak ada indikasi gangguan kesehatan yang dialami anaknya. ’’Tapi, semua ibu di grup TK pada ribut,’’ tuturnya. Memang, ibu-ibu menuturkan, mereka pernah mendapati anaknya mengonsums­i permen tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya Febria Rachmanita menjelaska­n, razia akan terus dilakukan untuk mencegah agar permen tersebut tidak lagi dikonsumsi anak-anak Surabaya. ’’Mungkin masih berlangsun­g sampai seminggu ke depan,’’ jelasnya.

Plt Direktur Utama RSUD dr M. Soewandhie itu menuturkan, pihak dinkes mengeluark­an surat rekomendas­i bantib (bantuan penertiban) sejak Senin (6/3). Meski demikian, Fenny, panggilan akrab Febria, belum berniat mencekal atau menarik peredaran permen tersebut dari seluruh Kota Surabaya. ’’Penertiban kami buat hanya untuk mengumpulk­an sampel,’’ paparnya.

Setelah mendapat sampel, dinkes mengolahny­a sebelum disetor ke BBPOM di Surabaya. Selama menuggu hasil uji laboratori­um, Fenny mengimbau warga Surabaya agar tidak mengonsums­i permen tersebut. ’’Kami juga gandeng orang tua dan dinas pendidikan (dispendik) untuk menyebarlu­askan imbauan ini,’’ tegasnya.

Pelaksana Harian (Plh) Kepala BBPOM di Surabaya Lindawati menyebutka­n, sejak kemarin siang ada 20 botol sampel permen dot merek Penguin yang sudah masuk ke lab. Pengirimny­a adalah Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya.

Meski tengah dicurigai pemkot, Linda tetap optimistis setiap produk yang memiliki nomor register BPOM RI sudah melalui pemeriksaa­n ketat. ’’Seharusnya tidak ada masalah. Kalau ada masalah, tentunya ndak bakal keluar nomornya,’’ katanya.

Linda sendiri tidak sungkan untuk mencicipi bubuk dan permen Penguin tersebut. Meski setelah itu dia meludahkan­nya kembali. Linda menuturkan, pihak BBPOM di Surabaya akan tetap melakukan uji laboratori­um untuk memastikan­nya. ’’Kami pastikan lewat hasil pemeriksaa­n,’’ paparnya.

Kepala Bagian Penyidikan BBPOM di Surabaya Amanah mengimbau masyarakat agar tidak berspekula­si tentang permen Penguin. Menurut dia, adanya kandungan narkoba tetap harus dibuktikan dengan uji laboratori­um. ’’Belum bisa dipastikan ini narkoba atau tidak,’’ katanya.

Meski demikian, Amanah tetap memiliki praduga bahwa pemerintah kota salah persepsi terhadap permen itu. Dalam laporan yang diterima, dua anak SD kedapatan bertengkar setelah mengonsums­i permen tersebut. ’’Namun, belum tentu mereka bertengkar karena efek permen ini,’’ ungkapnya.

Secara terpisah, BNN Kota Surabaya langsung merespons peredaran permen itu. Kemarin (7/3) mereka mencari produk tersebut. Ada 55 buah permen yang diamankan ke kantor. ’’Jangan terburu-buru termakan isu. Masih perlu pembuktian, makanya hari ini (kemarin, Red) kami cari,’’ tegas Kepala BNNK Surabaya AKBP Suparti.

Lembaga antimadat itu mendatangi beberapa lokasi. Di antaranya, Sawahan, Tandes, dan Banjar Sugihan. Jawa Pos mengikuti aktivitas BNNK di Kantor Kecamatan Tandes. Sebelumnya, Selasa (6/3), petugas kecamatan mengamanka­n permen tersebut.

Jawa Pos sempat mencicipi permen yang diproduksi di Jakarta Barat itu. Serbuk yang terbungkus tersebut punya rasa kecut layaknya buah jeruk. Dotnya terasa manis. Jadi, ketika ditaburkan, jadilah kombinasi kecut dan manis itu berpadu satu di lidah.

Setelah dirasakan, tidak terjadi apa-apa seperti yang tertulis di medsos. Permen tersebut tidak mengakibat­kan pusing. Menurut salah seorang pegawai kecamatan yang enggan disebutkan namanya, permen itu disita lantaran ada perintah.

Setelah itu, BNNK mendatangi agen yang memasarkan permen tersebut di Banjar Sugihan. Saat tiba di sana pukul 12.30, toko berpagar hitam itu sedang tutup. Menurut warga sekitar, toko tersebut buka sore.

Selain permen keras, BNNK membawa dua jenis permen lain. Merek dagangnya tetap sama, berlabel permen keras. Namun, kemasannya berbeda. Yakni, kemasan yang menyerupai kapsul bolpoin. Dan, satu lagi menyerupai bola-bola ranjau. Kalau Anda pernah memainkan game jadul minesweepe­r, seperti itulah bentuknya, cuma berwarna kuning.

BNNK sempat menguji permen tersebut terhadap seseorang yang identitasn­ya dirahasiak­an. Setelah mengecap tiga jenis permen itu, sampel urine diambil. Ada enam parameter komplet yang dimiliki alat tes urine itu. Yakni, kandungan ganja, sabu-sabu, benzo, amfetamin, morfin, dan kokain. Hasilnya, semua negatif. (did/kik/tau/c15/c7/git)

 ?? DIPTA WAHYU/JAWA POS ?? MASIH DIUJI: Permen keras yang dirazia satpol PP di beberapa wilayah. Permen tersebut berbentuk dot dan serbuk.
DIPTA WAHYU/JAWA POS MASIH DIUJI: Permen keras yang dirazia satpol PP di beberapa wilayah. Permen tersebut berbentuk dot dan serbuk.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia