Jawa Pos

Nyaman dengan Celana Chino

-

USIA memang masih muda. Namun, performa sebagai Kanitpidsu­s tidak perlu dipertanya­kan. Beberapa kasus besar pernah diungkap unit pidsus di bawah pimpinan Iptu Raden Kennardi.

Misalnya, menggerebe­k tempat pembuatan rokok yang menggunaka­n pita cukai ilegal di Desa Kedungbant­eng, Tanggulang­in, awal tahun lalu. Omzet praktik yang merugikan negara itu mencapai ratusan juta per minggu.

Beberapa waktu lalu, pihaknya juga membongkar gudang elpiji dengan barang bukti ribuan tabung elpiji di sejumlah kawasan. Dua di antaranya berada di Candi dan Sukodono. Unit pidsus di bawah komandonya pernah menemukan pabrik pembuatan sabun mandi ilegal dengan omzet Rp 1 miliar per bulan.

Kennardi merasa enjoy bertugas di satreskrim. Bekal tampang bad boy tidak menyulitka­nnya untuk merintis jaringan informasi. ”Harus akrab dengan siapapun untuk memperkuat jaringan,” ucapnya.

Dalam keseharian, pria kelahiran 22 Mei 1991 tersebut memang dikenal mudah bergaul dengan siapa saja. Gaya bicaranya yang penuh semangat sering membuat nyaman orang yang baru kenal.

Bapak satu anak itu tidak berbeda jauh dengan anak muda lainnya. Dia merasa cocok berpakaian kasual. Terlebih, pekerjaann­ya lebih banyak dihabiskan di lapangan. ”Lebih lincah, kalau menggunaka­n pakaian formal jadi terasa kaku,” tuturnya.

Menurut dia, selain seragam cokelat-cokelat khas polisi, kostum favoritnya adalah perpaduan polo shirt dan celana chino. Ditambah sneakers. ”Meskipun bebas, tapi tetap rapi. Condong ke celana chino daripada jins, karena lebih nyaman,” ujar jebolan Akpol 2012 itu. (edi/c16/dio)

”Selain perilaku yang baik, anggota reskrim memperhati­kan penampilan yang penting untuk menunjang sikap humanis yang ditunjukka­n.” Kompol Manang Soebeti, Kasatreskr­im

 ?? CHANDRA SATWIKA/JAWA POS ??
CHANDRA SATWIKA/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia