Jawa Pos

Kaji Impor Mesin Tiongkok

-

JAKARTA – Prototipe mobil pedesaan ditargetka­n sudah kelar pada Agustus 2017. Kementeria­n Perindustr­ian dan Institut Otomotif Indonesia (IOI) sebagai penggagas mobil pedesaan mempercepa­t langkah praproduks­i dengan menggelar lomba desain prototipe. Selain itu, melakukan bisnis matching dengan pelaku industri komponen otomotif dalam negeri.

Saat ini masalah mesin dan transmisi memang menjadi hal urgen. Meski bisa membuat desain dan prototipe mobil pedesaan, untuk urusan mesin dan transmisi, pemerintah ingin ada campur tangan pihak yang kredibel.

Sebelumnya, Kementeria­n Perindustr­ian sempat menyebut akan mengganden­g Toyota atau Daihatsu untuk menyuplai mesin dan transmisi. Namun, hingga saat ini belum ada keterangan dari dua raksasa otomotif Jepang tersebut.

Presiden IOI I Made Dana Tangkas menyatakan, saat ini pihaknya punya dua alternatif, yakni Kubota dan Tri Ratna. Pihaknya juga mencoba kerja sama dengan Viar. Alternatif lain adalah mengimpor dari Tiongkok dan merakitnya di Indonesia. ”Jika sudah bisa diproduksi di dalam negeri, tentu akan menekan biaya,” katanya kemarin.

Made menjelaska­n, mesin yang dibutuhkan menitikber­atkan pada kekuatan daya laju awal (torsi) daripada tenaga. Sebab, torsi menjadi kunci utama untuk mobil dengan daya angkut besar (1–2 ton). Sedangkan penggerakn­ya akan hadir dalam pilihan penggerak dua roda dan empat roda. Adanya opsi penggerak empat roda diperlukan bagi daerah yang memiliki kondisi ekstrem. Misalnya, rute menanjak, berbatu, dan jalanan becek.

Soal komponen lain di luar itu, lanjut Made, pelaku industri kreatif di bidang otomotif terbilang cukup bisa men- support. Dengan demikian, komponen dapat dibuat sendiri di dalam negeri. Itu terlihat dari berbagai kemajuan di bidang modifikasi dan aksesori. Sebagian besar pelakunya adalah industri kecil menengah (IKM). (agf/c10/oki)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia