Adu Penalti dan Rekor Timpang Finalis
PELATIH boleh sudah berganti. Tetapi, trauma adu penalti, tampaknya, masih menghantui Arema FC.
Maklum, tahun lalu dua kali tim berjuluk Singo Edan tersebut kalah melalui adu tos-tosan tersebut. Yang pertama, takluk 2-3 dalam
leg kedua semifinal Piala Jenderal Sudirman melawan Mitra Kukar. Dan, berikutnya, menyerah 1-4 kepada Madura United di Piala Gubernur Kalimantan Timur yang menggunakan format trofeo.
’’Saya berharap, jangan sampai adu penalti (dalam final Piala Presiden 2017,’’ kata Aji Santoso, pelatih Arema FC yang menggantikan posisi Milomir Seslija pada akhir tahun lalu, kepada Jawa Pos Radar Malang kemarin ( 11/ 3).
Di sisi lain, calon lawan Arema dalam final malam ini, Pusamania Borneo FC, justru punya rekor bagus dalam adu penalti. Bahkan, di sepanjang Piala Presiden 2017 saja, tim asuhan Ricky Nelson tersebut sudah dua kali memenangi adu to-tosan.
Yang pertama saat melawan Madura United di delapan besar (26/2). Lima eksekutor PBFC, yakni Yamashita Kunihiro, Tamsil Sijaya, Michael Orah, Fandi Achmad, dan Dirkir Glay, berhasil menyelesaikan tugas. Sementara itu, penendang terakhir Madura United, Fachruddin Aryanto, gagal.
Hasil yang mirip kembali mereka raih saat menghadapi Persib Bandung pada leg kedua semifinal Piala Presiden di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung (5/3). Lima eksekutor PBFC, yaitu Yamashita Kunihiro, Tamsil Sijaya, Rheinaldo Elias, Fandi Achmad, dan Dirkir Glay, berhasil menjebol gawang Made Wirawan. Sedangkan penendang terakhir Persib, Kim Jeffrey Kurniawan, gagal.
Karena itu, berbeda dengan Aji, Ricky justru senang bila pemenang partai final harus ditentukan lewat adu penalti. ’’Saya sudah siapkan semuanya,’’ ujar dia.( c4/muf/c4/ttg)