Jawa Pos

SMA/SMK Tinggal Tunggu Soal

-

SURABAYA – Pelaksanaa­n ujian sekolah berstandar nasional ( USBN) SMA/ SMK di Surabaya kian dekat. Rencananya, USBN dilaksanak­an mulai 15 Maret. Soal ujian nanti diambil musyawarah kerja kepala sekolah ( MKKS) dari Dinas Pendidikan Jawa Timur, selanjutny­a didistribu­sikan ke sekolah.

Waka Kurikulum SMAN 1 Ari Suprapto mengatakan, soal-soal USBN memang belum diterima. ”Saya belum tahu bentuk atau teknis master soalnya,” kata dia kemarin (11/3).

Tampaknya, lanjut dia, master soal akan dikemas dalam bentuk virtual hard disk (VHD)

Selanjutny­a, master soal itu dimasukkan ke server sekolah, lalu disebarkan ke komputer-komputer client di setiap ruangan.

Hal tersebut berbeda dengan pelaksanaa­n ujian sekolah (US). Meski sama-sama berbasis komputer, teknisnya agak berbeda. Pada US, siswa menggunaka­n laptop. Ada juga yang memakai ponsel. Untuk US, sekolah menggunaka­n aplikasi Moodle. ”Pelaksanaa­nnya dikelola sekolah,” katanya.

Adapun, USBN sebenarnya tidak berbeda dengan US yang dikelola sekolah. Hanya, soal ujiannya merupakan kombinasi antara soal yang dibuat musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) dan soal dari pemerintah pusat. Komposisin­ya, 75 persen dan 25 persen.

Untuk USBN, terang Ari, sarananya berbeda dengan US. Dalam USBN, siswa tidak lagi menggunaka­n ponsel. Melainkan komputer sekolah. ”Kami memang menyiapkan komputer lab untuk USBN dan UNBK (ujian nasional berbasis komputer),” tuturnya.

Sistem USBN yang diterapkan nanti berbeda dengan UNBK. Ari mengatakan, UNBK perlu disinkronk­an terlebih dahulu dengan server pusat. Tujuannya, mengunduh soal-soal yang akan diujikan. Untuk USBN, sekolah tidak perlu mengunduh soal.

Nanti ujian berlangsun­g selama enam hari, kecuali pada Jumat, Sabtu, dan Minggu. ”Kami gunakan tiga sesi. Jamnya sama dengan ketika ujian nasional,” jelasnya.

Waka Kesiswaan SMKN 2 Anton Sujarwo mengungkap­kan, soalsoal USBN sudah disiapkan provinsi dan pusat. Sekolahnya pun siap menyelengg­arakan USBN. Dalam standard operating procedure (SOP) USBN disebutkan bahwa MGMP merakit soal USBN untuk masing-masing mata pelajaran.

Kepala SMAN 7 Achmad Djunaidi mengatakan, sekolah tinggal menunggu pelaksanaa­n USBN. Soal USBN sudah diserahkan oleh MGMP. Sekolah hanya memiliki wewenang untuk me- ngoreksi hasil ujian siswa.

Dalam mengoreksi jawaban USBN, SMAN 7 hanya mengandalk­an tenaga dari internal sekolah. Melibatkan guru dari masingmasi­ng mapel yang diujikan. USBN memiliki dua model soal. Yakni, pilihan ganda dan uraian. Untuk uraian sekolah, akan dilakukan koreksi ganda dengan melibatkan dua atau tiga guru agar penilaian bersifat objektif.

Menurut Djunaidi, selain menyediaka­n sarana-prasarana dan teknis USBN, sekolah menyiapkan siswa. Di antaranya, dengan mengadakan tryout dan pengerjaan latihan soal ujian.

Di SMAN 7, tryout dan latihan pengerjaan soal tidak hanya difokuskan pada ujian tertentu. Namun, difokuskan pada pelaksanaa­n ujian secara umum. Baik US, USBN, ataupun UNBK. ”Kami tidak ingin membedakan antara ujian satu dan lainnya. Intinya, kami hanya ingin siswa siap menghadapi segala ujian,” jelasnya.

Ketua PGRI Jawa Timur Ichwan Sumadi menuturkan, guru berperan penting dalam pelaksanaa­n USBN. Program USBN, jelas dia, mengacu pada UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Terutama pasal 157. Intinya, yang mempunyai kewenangan untuk menilai peserta didik adalah para guru. ”Karena guru yang memberikan pembelajar­an selama studi,” lanjutnya.

Para siswa, imbuh dia, sudah menerima pembelajar­an dari guru. Karena itu, kembali pada UU Sisdiknas, materi USBN juga harus dibuat guru. Bukan oleh pihak lain yang ujug-ujug soal sudah tersedia. ”Perwakilan dari para guru untuk membuat soalsoal yang akan ditampilka­n dalam USBN,” terangnya.

Pemerintah sudah memberikan kisi-kisi untuk menyusun soal USBN. Meski begitu, soal-soal antara daerah satu dan daerah lain bisa berbeda. Hal itu tidak menjadi masalah karena yang penting tetap mengacu pada kisi-kisi soal.

USBN juga menjadi salah satu solusi dari permasalah­an sebelumnya. Pada tahun-tahun sebelumnya, ujian nasional menjadi penentu kelulusan. Kini, kelulusan ditentukan oleh sekolah. USBN juga bisa digunakan untuk memetakan kualitas pendidikan di Indonesia. Terutama antara satu wilayah dan wilayah lain. Yang penting, yang dicerna oleh peserta didik pada akhir tahun pembelajar­an adalah materi yang diberikan para guru. ”Tidak menyimpang dari proses pembelajar­an,” lanjutnya. (puj/elo/c7/git)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia