Jawa Pos

Ruang Publik Kreatif Mulai Diwujudkan

-

SURABAYA – Proyek ruang publik kreatif di Keputih mulai berjalan kemarin (11/3). United Cities and Local Government­s Asia Pacific (UCLG Aspac) bakal menyulap bekas tempat pembuangan akhir (TPA) tersebut menjadi ruang publik seluas 2,8 hektare.

Sebelum memulai proyek, tugas pertama UCLG adalah menyingkir­kan tumpukan sampah yang teronggok selama belasan tahun. Dalam proses itu, UCLG dibantu Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya.

Kepala DPUBMP Erna Purnawati mengerahka­n empat alat berat untuk memindahka­n tumpukan sampah yang sudah menghitam. Sampah tersebut sudah menjadi kompos. DPUBMP sementara memindahka­n tanah itu ke sebelah barat. ’’Digeser ke area yang bukan area rencana taman,’’ jelas Erna.

Tanah kompos itu harus dipindahka­n. Sebab, tanah tersebut berisiko ambles saat proyek dijalankan

Erna menargetka­n perataan tanah selesai dalam sepekan. Setelah itu, pihaknya bakal menguruk ulang lahan tersebut. ’’Kami gunakan sedimen sungai yang kami keruk. Biar hemat,’’ kata perempuan yang pernah menjabat Pj sekretaris daerah (Sekda) tersebut.

Sekadar diketahui, TPA Keputih tidak melayani pengolahan sampah sejak 1998. Warga setempat memprotes pemkot untuk memindahka­n TPA karena mengganggu permukiman. TPA akhirnya dipindahka­n ke wilayah barat di Kecamatan Benowo hingga kini.

UCLG Aspac mematangka­n konsep ruang publik tersebut sejak tahun lalu. Para arsitek dan desainer dari kalangan profesiona­l maupun mahasiswa menyusun desain. Saat itu, terdapat dua desain yang disodorkan kepada Wali Kota Tri Rismaharin­i. Dia akhirnya memilih salah satu desain.

Risma memilih desain dengan konsep interaksi yang atraktif. Desain tersebut dipilih karena berbeda dengan taman-taman yang sudah ada di Surabaya. Terdapat jalur-jalur berkelok yang menghubung­kan beberapa spot yang bisa digunakan banyak komunitas. Ruang publik itu, kabarnya, akan menjadi taman yang paling ramah terhadap penyandang disabilita­s. Sebab, saat penyusunan konsep, mereka juga diajak berembuk soal taman yang diinginkan.

Public Space Expert UCLG Aspac David Sagita menjelaska­n, pembanguna­n fisik masih menunggu perataan lahan. Dia mengharapk­an pembanguna­n dapat langsung dilakukan setelah lahan siap. ’’Soal lelang, sudah ada pemenangny­a,’’ ungkapnya.

Sebelumnya, UCLG Aspac membangunk­an ruang publik di Kampung Ketandan. Surabaya mendapat bantuan dari UCLG Aspac saat menjadi tuan rumah Prepcom for Habitat III pada akhir Juli 2016.

Surabaya bakal menjadi tuan rumah ajang internasio­nal lagi tahun ini. Kali ini, UCLG Aspac menjadi pemrakarsa acara public space conference. Rencananya, acara tersebut digelar pada November mendatang sehingga pembanguna­n taman bakal dikebut.

Dalam konferensi itu, Surabaya menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam hal pembanguna­n ruang publik. Sebab, pembanguna­n ruang publik tersebut dilakukan dengan participat­ory planning. Kemauan warga ditampung sebelum desain dikerjakan. Dengan begitu, pembanguna­n diharapkan tepat sasaran. (sal/c23/git)

 ?? SALMAN MUHIDDIN/JAWA POS ?? SIAP DISULAP: Alat-alat berat dikerahkan untuk meratakan tanah di bekas tempat pembuangan sampah di Keputih.
SALMAN MUHIDDIN/JAWA POS SIAP DISULAP: Alat-alat berat dikerahkan untuk meratakan tanah di bekas tempat pembuangan sampah di Keputih.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia