Budaya Pesantren Tetap Melestari
Lahirnya Kota Gresik tidak lepas dari perjuangan para mubalig. Antara lain, Syekh Maulana Malik Ibrahim, Raden Santri, Nyai Gede Pinatih, dan Sunan Giri. Mereka telah membangun Gresik hingga seperti sekarang. Mulai sisi religius sampai pemerintahan.
PADA 1392 Syekh Maulana Malik Ibrahim mulai berdakwah ke tanah Jawa. Desa Sembalo yang sekarang bernama Desa Leran, Kecamatan Man ya r, menjadi tujuan pertamanya. ’’ Termasuk yang pertama menyebarkan Islam di tanah Jawa,’’ kata KH Muchtar Djamil, sejarawan sekaligus tokoh agama di Gresik. ’’ Bahkan, ada sejarah yg mencatat bahwa Syekh Maulana Malik Ibrahim adalah pendiri pondok pesantren pertama di tanah Jawa,’’ tambahnya.
Syekh Maulana Malik Ibrahim pernah mendirikan masjid pertama di Desa Pasucinan, Manyar. Sejak saat itu wali yang dijuluki Sunan Gresik tersebut berdakwah. ’’ Syekh Maulana Malik Ibrahim dikenal sebagai sosok yang mudah bergaul,’’ tuturnya. Karena itu, banyak warga yang menyukainya. Tidak sedikit yang segan. Masyarakat sekitar pun secara perlahan mulai tertarik dengan ajaran agama Islam. Pengikutnya terus bertambah.
Setelah punya banyak kawan sekaligus pengikut, Sunan Gresik mulai berdagang. Lokasinya di pelabuhan terbuka yang kini dikenal sebagai Desa Roomo. ’’ Komunikasinya semakin terbuka ke semua kalangan,’’ lanjut Kiai Tar, sapaan akrab Muchtar Djamil. Aktivitasnya sebagai pedagang membuat Sunan Gresik semakin dikenal orang. Mulai kalangan raja, bangsawan, maupun pengusaha. Hal itu menjadi salah satu pintu masuk untuk berdakwah. Untuk memperluas dakwahnya, Sunan Gresik berkunjung ke Majapahit. Tujuanya satu. Berdakwah sekaligus mencari restu dan legalitas dari penguasa Majapahit. Meski raja Majapahit tidak mau masuk Islam, Syekh Maulana Malik Ibrahim tetap diterima. ’’ Sang Raja
memberikan sebidang tanah di Gresik yang sekarang dikenal sebagai Desa Gapuro Sukolilo. Saat itu Gresik masuk wilayah kekuasaan Majapahit,’’ ungkapnya.
Agar berdakwahnya terus berlanjut, Syekh Maulana Malik Ibrahim membangun pesantren. Santri yang belajar di pondok pesantren itu diharapkan mampu meneruskan perjuangannya menyebarkan agama Islam. Hingga akhirnya beliau wafat pada 1419. ’’ Waktunya banyak digunakan untuk berdakwah,’’ jelasnya.
Syekh Maulana Malik Ibrahim dimakamkan di Desa Gapuro Sukolilo. Setiap 12 Rabiulawal diadakan haul untuk mengenang beliau. ’’ Selalu ada pembacaan salawat dan khataman Alquran,’’ ungkapnya.
Sementara itu, Sunan Giri berdakwah dengan cara berbeda. Meski sama-sama menyebarkan agama Islam, wali bergelar Prabu Satmata itu juga mendirikan sebuah pemerintahan. Pada 1487 Sunan Giri mendirikan Giri Kedaton. Cikal bakal pemerintahan Kabupaten Gresik sekarang.
Kiai Tar mengatakan, Giri Kedaton awalnya hanya sebuah pesantren. Tempat para santri belajar agama. Namun, pada masa kepemimpinan Sunan Prapen, Giri Kedaton berada di puncak kejayaan. Tidak hanya sekadar pesantren. Giri Kedaton berkembang menjadi kerajaan yang berkekuatan politik.
Sebagai kerajaan, Giri Kedaton cukup dikenal sebagai salah satu pusat penyebaran agama Islam di Jawa. Gaungnya sampai ke luar Jawa. Antara lain, Madura, Lombok, Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku. ’’ Banyak yang ke Jawa,’’ tuturnya.
Yang perlu dicatat, tidak pernah terjadi pertumpahan darah selama pemerintahan Giri Kedaton yang berkuasa sekitar 200 tahun. Itulah kehebatan dinasti Giri Kedaton. Setelah kekuasaan Giri Kedaton berakhir, berganti kekuasaan Gresik. Kiai Tumenggung Poesponegoro merupakan bupati atau adipati pertama Gresik yang diangkat Amangkurat II.( adi/c15/ai)