Jawa Pos

Buka Rahasia Bank Cukup 2 Pekan

Sistem Otomatis Tolak Permintaan Tak Relevan

-

JAKARTA – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sepakat memangkas waktu keterbukaa­n informasi rekening bank milik nasabah yang bermasalah dalam pembayaran pajaknya. Selama ini, pembukaan rekening membutuhka­n waktu 239 hari.

’’Selama ini dibutuhkan 239 hari atau nyaris setahun. Belum kalau pejabat sedang ke daerah, sedang cuti,’’ kata Menkeu Sri Mulyani Indrawati di gedung Ditjen Pajak kemarin (13/3).

Kini DJP hanya butuh waktu 14 hari untuk memeriksa rekening bank milik wajib pajak bermasalah. Ditjen Pajak cukup meminta akses pembukaan rekening milik nasabah kepada menteri keuangan dan akan diteruskan kepada ketua OJK.

Pemangkasa­n waktu dibutuhkan DJP untuk mempercepa­t pemeriksaa­n bukti permulaan penyelidik­an pajak. Selama ini, waktu yang panjang membuat wajib pajak bermasalah menghindar­i penyidikan dengan memindahka­n uang dari satu rekening ke rekening di bank lain.

Kerja sama kedua lembaga ditandai dengan peluncuran sistem izin pembukaan rahasia nasabah penyimpan untuk tujuan perpajakan. Sistem tersebut terdiri atas dua aplikasi, yakni aplikasi usulan buka rahasia bank (akasia) bagi internal Kemenkeu dan aplikasi buka rahasia bank (akrab) bagi internal OJK.

Meski waktunya dipangkas dari enam bulan menjadi dua pekan, Menkeu Sri Mulyani Indrawati merasa masih terlalu lama. ’’Meskipun saya tahu 14 hari masih kurang karena saat ini, dengan adanya e-banking, memindahka­n uang dalam satu akun bisa dilakukan kurang dari satu menit,’’ ujarnya.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad menambahka­n, meski waktunya dipangkas, penerbitan surat perintah pembukaan rahasia bank tetap mengikuti prosedur dan memenuhi persyarata­n yang berlaku sesuai dengan UU Perbankan dan peraturan pelaksanaa­nnya.

Kedua aplikasi juga memiliki fitur seleksi secara otomatis terhadap permintaan yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ( auto reject) dan sistem pengelompo­kan ( grouping) permintaan berdasar bank.

’’Tantangan OJK memang aset dan harta wajib pajak kan disimpan di industri jasa keuangan. Dengan kesepakata­n ini, harapan kami pemrosesan pembukaan data bank lebih cepat. Ujungnya, penerimaan pajak bisa membaik,’’ katanya.

Pembukaan rahasia bank oleh Ditjen Pajak tidak membuat bankir terancam. Alasannya, kebijakan tersebut berlaku untuk semua bank, bukan hanya nasabah dari bank tertentu.

’’Kalau dana (pihak ketiga di perbankan) jadi turun, ya turun bareng. Kalau jadi naik, ya naiknya juga bareng,’’ terang Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmad­ja.

Dia yakin perubahan soal keterbukaa­n data nasabah itu sudah dipikirkan dengan sebaik-baiknya oleh pemerintah. Termasuk ri- siko-risiko yang mungkin timbul akibat keterbukaa­n data itu.

’’Ada untungnya, ada enggak untungnya, sih kalau saya bilang. Cuma, ini pasti baik buat semua karena se mangatnya ke reformasi perpajakan,’’ lanjut Jahja. ( ken/ dee/ rin/ c19/ noe)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia