Dituding Tak Hormati MK
SEOUL – Park Geun-hye banjir kritik. Penyebabnya adalah komentar yang dia keluarkan setelah meninggalkan istana kepresidenan Korea Selatan (Korsel) Blue House. Melalui juru bicaranya, presiden yang resmi dilengserkan pada Jumat (10/3) itu memberikan pernyataan tertulis. Yaitu, cepat atau lambat, kebenaran akan terungkap.
Oposisi dan sebagian besar penduduk Korsel yang menentangnya menganggap pernyataan itu sebagai bentuk protes terhadap putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang setuju untuk memakzulkannya. ”Itu (pernyataan Park, Red) sangat mengejutkan dan mengecewakan. Memprotes putusan MK sama saja dengan mengkhianati rakyat dan konstitusi,” ujar kandidat presiden dari Partai Bareun Yoo Seong-min.
Hal senada diungkapkan oleh Ketua Partai Demokrat Choo Mi -jae. Seharusnya, di akhir masa jabatannya Park menyatakan penyesalan atas perbuatannya di depan seluruh penduduk. Bukan malah merasa tidak berdosa dan menegaskan bahwa suatu hari kebenaran akan muncul. Choo meminta mantan presiden perempuan pertama Korsel itu diperlakukan layaknya tersangka dan mau bekerja sama dalam penyelidikan yang berlangsung saat ini.
”Para jaksa harus menemukan kebenaran serta memberikan hukuman melalui penyelidikan yang cepat dan menyeluruh,” tegas Choo.
Selama ini jaksa tidak bisa menyentuh putri mantan Presiden Park Chung-hee itu. Sebagai seorang presiden, dia memiliki kekebalan atas hukum. Tim khusus yang dibentuk untuk menyelidiki kasus yang membelit Park bahkan tidak bisa memanggilnya maupun masuk ke Blue House sehingga dibubarkan. Tapi, sejak putusan MK keluar, Park resmi menjadi warga biasa. (AFP/Reuters/sha/c11/any)