Pertemuan Dua Perupa dengan Medium Logam
JAKSEL – Meski bukan hal baru, melukis dengan media logam dan seng tetap menghadirkan banyak kejutan. Terutama jika konsep di balik lukisan sangat kuat. Itulah yang menjadi daya tarik dalam pameran bertajuk Solidifusion yang digelar di Edwin’s Gallery, Kemang, Jakarta Selatan, pada 8–19 Maret.
Yang menjadi nyawa tentu saja tangan serta sentuhan Kemalezedine dan Rocka Radipa. Dua pelukis tersebut memfusikan sejumlah teknik dan elemen visual. Memasuki galeri, mata pengunjung bakal tertumbuk pada deretan karya Kemal yang hidup dan kaya warna. Sepuluh karyanya yang didominasi warna biru terasa seperti gelombang yang menyapu perhatian. Dari setiap frame, tersembunyi sosok-sosok yang kuat dan mengesankan.
Meski menggunakan media serupa, kedua perupa memiliki gaya pendekatan visualisasi yang berbeda. ’’Kemal punya kecenderungan dengan karakter lukisan Bali. Kalau Rocka, karakternya lebih dekat dengan teknik ala etching,’’ tutur Leonhard Bartolomeus, kurator pameran Solidifusion. Perbedaan itu memunculkan kekhasan masing-masing dalam berkarya.
Leon menambahkan, unsur Bali dalam karya Kemal terasa kuat melalui permainan garis halus-tebal di hampir seluruh lukisannya. ’’Selain itu, objek lukisan yang dipilih memang simbol dari Bali itu sendiri,’’ ucapnya. Secara umum, Leon menilai lukisan Kemal merupakan karya gambarlukis. Dalam konteks Bali, proses gambar- lukis berhubungan dengan makna spiritualitas yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.
Berbeda halnya dengan Rocka yang memainkan tembaga sebagai medium. Pendekatan visual Rocka mengingatkan pada proses etching dalam pencetakan. Daripada menunjukkan hasil, lukisan Rocka terlihat ingin menonjolkan proses dan setiap lapisan. ’’Susah memang untuk bisa mengategorikan karya Rocka sebagai lukisan,’’ ujar Leon. (lin/c18/ano)