Jawa Pos

Gandeng Kanwil Kemenag DKI

Antisipasi dan Copot Spanduk Penolakan Jenazah

-

JAKSEL – Kasus Nenek Hindun di Karet, Jaksel, dan Rohbaniah di Pondok Pinang, Ke bayoran Lama, terus berbuntut panjang. Untuk mengantisi­pasi, Di rektorat Intelijen dan Keamanan (Ditintelka­m) Polda Metro Jaya mengganden­g Kantor Wilayah Kementeria­n Agama DKI Jakarta. Polisi tak ingin situasi tersebut berkembang menjadi perpecahan serius di kalangan masyarakat.

”Seharusnya masyarakat tak perlu terpancing yang tidak-tidak. Sebab, masyarakat sebenarnya punya mekanisme penyelesai­an sosial sendiri,” kata Dirintelka­m Polda Metro Jaya Kombespol Merdisyam. ”Tak perlu sam- pai ada tindakan seperti itu,” imbuhnya.

Sebagaiman­a diketahui, ekses penggunaan jargon agama dalam pilgub DKI Jakarta merembet ke kehidupan masyarakat. Kali pertama muncul, banyak selebaran dan banner yang menyatakan bahwa sejumlah masjid menolak jenazah muslim yang mencoblos cagub nonmuslim.

Bukan hanya sekedar spanduk. Akhir pekan lalu, ada dua insiden yang diduga terkait masalah tersebut. Yang pertama adalah kematian Nenek Hindun di Karet. Keluarga sempat mengklaim jenazah ditolak untuk disalatkan di Musala Al Mu’minun yang berjarak hanya beberapa meter. Tampaknya, kedua pihak tidak lagi memperpanj­ang polemik tersebut.

Selain itu, jenazah Siti Rohbaniah yang meninggal Rabu (8/3) sempat terancam tidak diurus. Baru kemudian, jenazah boleh disemayamk­an di masjid dan disalatkan setelah pihak keluarga tanda tangan bahwa Siti Rohbaniah beragama Islam dan siap mencoblos calon muslim dalam putaran kedua pilgub DKI. Polisi sudah turun tangan dan permasalah­an tersebut diselesaik­an secara internal kampung.

Merdisyam menjelaska­n, pihaknya tidak turun tangan dengan membawa pendekatan penyelesai­an secara hukum. Dia akan hadir di tengah-tengah masyarakat untuk berdiskusi. ”Kita obrolin baik-baik,” terangnya.

Intinya, ujar dia, jangan sampai ada tindakan masyarakat yang memicu sikap intimidasi. Sementara itu, Kepala Bidang Humas Mapolda Metro Kombespol Argo Yuwono menyatakan, pihaknya telah memanggil beberapa saksi yang diduga mengetahui fakta di lapangan dalam insiden tersebut.

Mantan Kabidhumas Mapolda Jawa Timur itu menyebutka­n, ada sekitar lima orang yang dimintai keterangan oleh polisi. Insiden itu, kata Argo, hanya berakar pada permasalah­an komunikasi. ”Kami juga sudah ke keluarga almarhumah Ibu Hindun bin Raisan, 77, di Setiabudi, Jakarta Selatan. Hanya salah persepsi. Dan, sudah diluruskan,” ungkapnya.

Pencopotan dilakukan bersama-sama antara polisi, satuan polisi pamong praja (satpol PP), dan masyarakat. Masyarakat turut hadir dalam pencopotan. Pihaknya meminta masyarakat tetap kondusif. Tidak perlu saling bergesekan. ”Kalau saling damai kan enak toh,” ujarnya. (sam/c21/ano)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia