Merger Sekolah yang Kurang Murid
NGANJUK – Sejumlah sekolah dasar (SD) yang kekurangan murid di Kabupaten Nganjuk segera digabung alias dimerger Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Nganjuk. Untuk merealisasikannya, bidang pendidikan dasar (dikdas) tengah melakukan kajian untuk mengetahui jumlah sekolah yang layak digabung.
Kabid Dikdas Disdik Kabupaten Nganjuk Suroto mengakui, tahun ini pihaknya berencana memerger sekolah yang kekurangan murid. Pihaknya masih menunggu usul dari unit pelaksana teknis daerah (UPTD) di masing-masing kecamatan. ’’Kami belum terima datanya (sekolah yang kekurangan murid di setiap kecamatan, Red). Masih ada di UPTD,” katanya kepada Jawa Pos Radar Nganjuk kemarin (13/3).
Suroto menerangkan, SD yang bakal digabung adalah sekolah yang jumlah siswa tiap rombongan belajarnya kurang dari 20 anak. Menurut dia, jika sekolah dipaksakan terus berdiri sendiri, pembelajaran tidak akan efektif.
Selain itu, jumlah siswa yang kurang dapat memengaruhi pencairan tunjangan profesi pendidik (TPP). Untuk menerima TPP atau sertifikasi tiga bulan sekali, guru harus mengajari minimal 20 siswa dalam satu rombongan belajar (rombel). ’’Jadi, para guru harus memenuhi itu,’’ ucap Suroto.
Dia menambahkan, guru yang mengajar di sekolah yang kekurangan murid tidak akan bisa memperoleh TPP. Padahal, saat ini, jumlah sekolah yang kekurangan murid, terutama di pinggiran, cukup banyak. ’’Rata-rata jumlah siswa (di sekolah pinggiran, Red) kurang dari 20 anak,’’ ujarnya.
Dari ratusan SD di Nganjuk, sekolah yang direncanakan dimerger adalah SDN Sambikerep 2 dan SDN Sambikerep 3 di Kecamatan Rejoso. Kepala SDN Sambikerep 2 Purwo Suwito menyatakan, lahan sekolahnya terlalu sempit. Meski memilih tujuh lokal, ukuran satu lokal lebih kecil jika dibandingkan dengan lokal-lokal yang lain. ’’Terutama untuk ruangan kelas I,” tuturnya. (baz/ut/c18/diq)