HABISI NAGA TANPA API
TURIN – Naga merupakan makhluk mitos yang menakutkan. Semburan api membuat mereka begitu perkasa. Bagaimana kalau naga kehilangan kemampuan menyemburkan api? Itulah yang sedang dialami FC Porto dalam lawatannya ke Juventus Stadium dini hari nanti (siaran langsung SCTV/ beIN Sports 2 pukul 02.45 WIB).
Kekalahan 0-2 Porto di rumah sendiri, Estadio do Dragao, pada 22 Februari lalu membuat mereka datang dengan beban minus dua gol. Itulah yang membuat klub berjuluk Dragoes alias Naga itu mempunyai tugas yang teramat berat dalam second leg babak 16 besar Liga Champions di Juventus Stadium dini hari nanti.
Apalagi, Juventus Stadium bukanlah rumah yang mudah ditaklukkan para tamu. Fakta nya, Juventus tak terka lahkan da lam 48 laga terakhir di Ju ven tus Stadium di semua ajang. Me re ka juga me menangi 41 laga di antaranya. Ar tinya, ha nya tujuh laga yang berakhir seri.
Sebelum Juventus Stadium atau ketika masih Delle Alpi, klub berjuluk Nyonya Tua tersebut juga tangguh ketika bermain di Turin. Total, mereka hanya enam kali menelan kekalahan kandang sejak era Liga Champions. Itu mereka gapai sejak tembus ke Liga Champions pada 1995–1996 hingga kini.
Dengan modal dua gol pada first leg, asalkan tidak kalah dua gol atau lebih, Juventus lolos ke 9 perempat final. Itu bukan tugas yang terlampau berat jika melihat konsistensi yang ditunjukkan tim asuhan Massimiliano Allegri tersebut di Liga Champions musim ini dengan lima kemenangan dan dua seri. Tak terkalahkan.
Selain itu, mental tanding mereka juga sedang bagus. Itu menyusul kemenangan 2-1 atas AC Milan dalam giornata ke-28 Serie A Italia di Juventus Stadium akhir pekan lalu (10/3). Total, Gianluigi Buffon dkk tidak terkalahkan dalam 12 pertandingan terakhir di semua ajang.
Striker Juve Paulo Dybala menilai mereka memang memiliki modal lebih baik, tapi tidak berarti lengah karena menjadi favorit. ’’Porto adalah tim yang sangat bagus. Mereka membuat kami kesulitan meski akhirnya kami bisa mencetak gol. Jadi, kami harus tetap berhati-hati di lini belakang,’’ kata pemain timnas Argentina itu kepada O Jogo.
Potensi kejutan dari Porto tetap ada. Kebetulan, mereka pernah mengalami situasi serupa dengan klub Italia lainnya, AS Roma, pada playoff Liga Champions. Mereka ditahan 1-1 dalam first leg di kandang, kemudian menang 3-0 dalam second leg di Olimpico, Roma, 23 Agustus tahun lalu.
Untuk menghabisi Porto, Juve tetap memakai skema andalannya dalam beberapa bulan terakhir, yakni 4-2-3-1. Sayang, ada sedikit gangguan. Sebab, dua bek andalannya, Giorgio Chiellini dan Andrea Barzagli, dikabarkan tidak ber- ada dalam kondisi fit dan diragukan bermain.
Meski begitu, pelatih Juve Massimiliano Allegri masih mempunyai Leonardo Bonucci dan Medhi Benatia yang kualitasnya setara dalam skema empat bek sejajar. Lalu, di bek kanan, bisa dimainkan Stephan Lichtsteiner atau Dani Alves dan di bek kiri bisa diandalkan Alex Sandro.
Di kubu Porto, bek kiri Alex Telles-lah yang absen karena kartu merah dalam laga sebelum nya. Sebagai gantinya, posisi itu akan dihuni Miguel Layun. Pelatih Nuno Espirito Santo tetap mengusung skema 4-3-3 dengan Yacine Brahimi, Andre Silva, dan Diogo Jota yang menghuni lini serang.
Porto menjadikan comeback Barcelona yang kalah 0-4 oleh Paris Saint Germain (PSG) pada first leg, lalu membalikkan keadaan dengan menang 6-1 alias agregat 6-5 sebagai inspirasi. ’’Tidak ada yang tidak mungkin. Kami sudah menyaksikan ketika papan skor berbalik,’’ ujar gelandang Porto Danilo Pereira di situs resmi klub. ’’Kami berangkat ke Turin dengan keyakinan tersebut. Kami akan menyerahkan segalanya untuk menang dan melaju ke babak selanjutnya,’’ ungkapnya.
Sekarang, yang menjadi tugas dari sang pelatih Nuno adalah membawa performa ala kompetisi domestik ke level Eropa. Di Liga Portuga, mereka baru saja menang 4-0 atas Arouca. Selain itu, mereka menjadi tim yang paling produktif dengan 57 gol musim ini. Juga, paling sedikit kebobolan dengan 11 gol. (okt/c23/ham) NUNO ESPIRITO SANTO 1